Kamis, 28 Juli 2011

Mc Kenzie Pada Nyeri TengkukMc Kenzie Pada Nyeri Tengkuk

TEKNIK
Penatalaksanaan Terapi Latihan
Metode McKenzie pada Nyeri Tengkuk
Suharto, RPT.
Akademi Fisioterapi, Departemen Kesehatan, Makassar
PENDAHULUAN
Tengkuk merupakan bagian tubuh yang paling rumit dan
unik karena terdiri dari beberapa sendi yang kompleks dilalui
oleh saraf dan pembuluh darah, otot-otot, tendo dan ligamen-
nya yang memungkinkan tengkuk bergerak secara kompleks.
Di samping itu tengkuk juga daerah yang paling banyak
mendapat ketegangan atau stres, baik waktu istirahat apalagi
jika sedang bekerja serius, misalnya sewaktu duduk di kantor
sepanjang hari dengan posisi duduk atau kursinya kurang
nyaman; hal ini akan mempercepat terjadinya nyeri tengkuk.
Apabila struktur tulang, otot dan saraf mengalami
gangguan di daerah ini, akan menyebabkan nyeri tengkuk yang
gejalanya nyeri sekali, tidak bisa menoleh ke kiri, ke kanan dan
menundukkan ataupun mendongak, sehingga mengganggu
aktifitas sehari-hari penderita.
Salah satu cara untuk mengatasi nyeri tengkuk ini adalah
pemberian fisioterapi dengan menggunakan terapi latihan
metode Mc. Kenzie.
NYERI TENGKUK
Apabila seseorang bekerja serius dalam waktu lama, maka
akan terjadi kontraksi otot terus menerus dan berlebihan yang
menghasilkan metabolit yang menimbulkan rasa nyeri.
Katabolit ini agaknya merupakan suatu molekul besar yang
berdifusi perlahan ke luar dari serat otot. Penelitian pada
penderita nyeri tengkuk menunjukkan bahwa tegangnya otot
disertai pula menegangnya otot-otot tunika muskularis arteri
yang mengurus otot itu. Vasokonstriksi ini menyebabkan
bertambah lamanya dari intensitas nyeri.
(1)
Gejala nyeri tengkuk dapat dikelompokkan dalam tiga
bagian yaitu :
1) Nyeri tengkuk lokal
Nyeri yang berasal dari otot-otot tengkuk, oleh kontraksi
yang akut maupun kronis. Terjadi secara tidak disadari sebagai
reaksi otot terhadap kecemasan.(Zigler)
(4)
Kontraksi otot yang terus menerus ini akan mengakibatkan
kenaikan tekanan intramuskular yang menyebabkan rusaknya
kapiler-kapiler di dalamnya, sehingga terjadi iskemi di dalam
otot yang dapat menimbulkan nyeri.
Otot tengkuk terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok
otot yang menggerakkan kepala dan yang menggerakkan tulang
leher. Kelompok otot yang sering mengalami tegang otot ada-
lah kelompok ekstensor kepala dan ekstensor leher seperti otot
rectus capitis minor dan mayor, otot obliqus capitis superior
dan inferior, otot longus capitis, otot semispinalis capitis, otot
splenius cervisis, otot splenius capitis, otot trapezius serta m.
scalenius medius.
2) Spondilosis servikalis dan kelainan diskus
Spondilosis hanya sebagai faktor predisposisi saja dalam
menimbulkan rasa nyeri. Memang spondilosis tersebut me-
nekan akar saraf tetapi harus diingat bahwa akar saraf tersebut
juga akan teregang pada gerakan kepala terutama pergerakan
fleksi tanpa menimbulkan rasa nyeri.
(2)
Gejala dari akar saraf spinalis terutama disebabkan
gangguan di dalam foramen intervertebralis; misalnya proses
inflamasi, hernia diskus atau spondilosis yang dapat menyebab-
kan terjadinya edema sehingga gejala penekanan akar sarafpun
timbul.
Untuk menimbulkan nyeri radikular ada beberapa faktor
yang menguatkan, yaitu : rangsang/iritasi serabut saraf; jika
rangsangan itu berupa tekanan, harus intermitten dan akut, serta
adanya gangguan fungsi seperti gangguan fungsi sensoris dan
motoris.
3) Migraine servikalis
Ciri khas migraine servikalis yaitu rasa nyeri di tengkuk
menjalar ke daerah occipitalis yang sepihak dan terus ke wajah
ke daerah frontalis. Rasa nyeri kepala ini disebabkan oleh ter-
jadinya penekanan pada pleksus simpatikus di sekitar a.
vertebralis yang terjadi karena osteofit dan trauma sebagai
faktor-faktor pencetus.
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
a. Anamnesis umum : Data pribadi penderita.
b. Anamnesis khusus
- Keluhan utama penderita : nyeri tengkuk
- Sifat keluhan utama
- Lamanya keluhan
- Apakah nyerinya menjalar atau terlokalisir
- Faktor yang memperberat dan memperingan keluhan.
c. Inspeksi : Diperhatikan posisi kepala dan leher pada ke-
Cermin Dunia Kedokteran No. 130, 2001
62
adaan statis dan dinamis.
d. Tes orientasi : Untuk melihat kemampuan gerakan kepala
dan leher.
e. Pemeriksaan fungsi : Gerakan aktif, pasif, tes isometrik
melawan tahanan untuk sendi leher dan kepala.
f. Pemeriksaan khusus
- Palpasi otot leher dan kepala
- Pemeriksaan motorik : kekuatan otot
- Pemeriksaan sensorik
- Tes Kompresi dan distraksi leher.
PENGOBATAN FISIOTERAPI
Bertujuan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan
mengembalikan jarak gerakan sendi leher ke normal agar
penderita dapat beraktivitas kembali tanpa gangguan.
Metode pengobatan yang diberikan adalah Mc. Kenzie.
Latihan ini diberikan pada kondisi nyeri tengkuk lokal tanpa
disertai gangguan neurologis lain seperti gangguan saraf atau
adanya jepitan pada akar saraf servikal. Bila tujuan yang ingin
dicapai adalah berkurangnya rasa nyeri, maka latihan yang
dilakukan sampai timbul rasa nyeri dan berhenti, kemudian
kembali ke posisi awal; sedangkan pada keterbatasan ROM,
gerak leher sampai keterbatasannya kemudian ditambah sedikit
gerakan pasif secara perlahan dan hati-hati.
Pelaksanaan Metode Mc. Kenzie
1) Latihan 1: Retraksi Kepala
Posisi : Penderita duduk di atas kursi stool.
Latihan : Retraksi kepala artinya menarik kepala ke bela-
kang. Jadi dalam posisi duduk, pandangan mata lurus ke depan
tarik kepala ke belakang tanpa ada fleksi dan ekstensi kepala.
Lakukan latihan ini sampai 10 kali tiap latihan. Waktu retraksi
ditahan 5 hitungan atau 5 detik.
Latihan pertama ini merupakan dasar latihan beriku

Selasa, 26 Juli 2011

Latihan Untuk Penderita Vertigo Latihan Untuk Penderita Vertigo

Ada beberapa pengobatan gangguan keseimbangan (pada telinga) selain obat-obat yang diminum, yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan badan. Pertama kali umumnya harus dibantu oleh dokter untuk melakukannya.
Di sini saya membicarakan latihan terapi gangguan keseimbangan/vertigo akibat perubahan posisi kepala ( istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional Vertigo ).
Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise (saya belum menemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia). Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff exercise.
Latihan CRT / Epley manouver :


Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 - 60 detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.
Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360', mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke posisi semula.
Latihan Semont Liberatory :



Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.
Latihan Brand-Darroff exercise:



Keterangan Gambar :
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.
Mungkin ada yang bertanya, apasih gunanya gerakan kepala dan badan itu, mungkin kalau saya terangkan akan membuat kepala jadi mumet /vertigo, tapi itu adalah gerakan yang telah dilakukan penelitian dan telah berhasil.
Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo / gangguan keseimbangannya.

Latihan Untuk Penderita Vertigo Latihan Untuk Penderita Vertigo

Ada beberapa pengobatan gangguan keseimbangan (pada telinga) selain obat-obat yang diminum, yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan badan. Pertama kali umumnya harus dibantu oleh dokter untuk melakukannya.
Di sini saya membicarakan latihan terapi gangguan keseimbangan/vertigo akibat perubahan posisi kepala ( istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional Vertigo ).
Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise (saya belum menemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia). Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff exercise.
Latihan CRT / Epley manouver :


Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 - 60 detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.
Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360', mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke posisi semula.
Latihan Semont Liberatory :



Keterangan Gambar :
Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.
Latihan Brand-Darroff exercise:



Keterangan Gambar :
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.
Mungkin ada yang bertanya, apasih gunanya gerakan kepala dan badan itu, mungkin kalau saya terangkan akan membuat kepala jadi mumet /vertigo, tapi itu adalah gerakan yang telah dilakukan penelitian dan telah berhasil.
Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo / gangguan keseimbangannya.

Gastroenteritis Akut

Gastroenteritis akut merupakan penyebab tersering kedua infeksi pada anak setelah selesma.

Etiologi biasanya adalah virus walaupun infeksi bakteri dan protozoa dapat juga terjadi. Infeksi virus antara lain disebabkan oleh virus Norwalk, rotavirus (muncul pada saat muslin dingin), enterovirus (muncul pada saat musim panas), koronavirus, dan adenovirus. Infeksi bakteri ditandai dengan adanya hematokezia atau adanya mukus di dalam tinja dan disebabkan infeksi oleh Salmonella, Shigella, Campy/Owlet; Yersinia. Escherichia coli patogen, dan spesies Clostridium difficile dapat menyebabkan kolitis pseudomembranosa yang menimbulkan nyeri abdomen dan diare. terutama setelah pernakaian antibiotik. Giardia lamblia dan Coptosporidium adalah parasit yang menyebabkan wabah di tempat perawatan. Giardia juga ditemukan di air sumur yang tercemar.

Jika tinja positif heme atau mengandung mukus maka sebaiknya dieurigai penyebabnya adalah bakteri dan dilakukan pemeriksaan biakan bakteri. Bila pasien dicurigai menderita kolitis C. difficile, sebaiknya tinja dianalisis untuk menemukan toksin C. Akhirnya, jika diduga ada infeksi protozoa, sebaiknya paling sedikit diambil tiga kali pemeriksaan tinja terhadap telur cacing dan parasit, dengan sampel yang diambil setiap dua hari sekali.

Gastroenteritis virus biasanya merupakan penyakit yang sembuh spontan, berlangsung 2-5 hari, dan tidak memerlukan perawatan rumah sakit kecuali terjadi dehidrasi yang signifikan. Anak sering menunjukkan gejala kram perut muntah, dan buang air besar cair 6-10 kali sehari. Walaupun dapat ditemukan darah di tinja pada gastroenteritis virus, tempi lebih mungkin merupakan enteritis bakterial. Hematemesis (mengandung darah) dapat terjadi jika muntah berlangsung hebat. Pada pemeriksaan, abdomen biasanya tidak mengalami peregangan dan lunak, dengan nyeri yang difus. Bising usus biasanya hiperaktif.

Pemeriksaan laboratorium di rekomendasikan hanya untuk anak yang memiliki tanda dehidrasi sedang sampai berat. Hasil pemeriksaan elektrolit dapat menunjukkan hiponatremia atau hipernatremia dan asidosis yang signifikan, terutama jika diare berkepanjangan. Hitung darah lengkap dapat memperlihatkan hemokonsentrasi yang juga memperkuat keadaan dehidrasi. Jika pasien dirawat selama musim dingin dan dicurigai akibat rotavirus maka uji diagnostik cepat untuk mengetahui adanya virus ini penting dilakukan untuk mengontrol infeksi.

Pengobatan
Terapi rehidrasi oral merupakan pengobatan utama pada sebagian besar anak dengan gastroenteritis akut dan sebaiknya terdiri atas larutan elektrolit/glukosa seimbang seperti Pedialyte atau Ricelyte dengan pemberian kembali makanan padat secara dini. Bayi yang menyusui sebaiknya didorong untuk melanjutkan menyusui kecuali jika asupan makanan kurang. Pada bayi yang diberi susu formula disarankan untuk meningkatkan pemberian secara bertahap dari larutan rehidrasi oral ke susu formula encer dan akhirnya susu formula normal, walaupun masih terdapat perdebatan mengenai perlu tidaknya tindakan ini. Penggunaan “cairan jernih” secara kebetulan masih dipertanyakan karena banyak cairan pada kategori ini tidak fisiologis dan mengandung gula dalam jumlah berlebihan serta kandungan elektrolitnya kurang atau berlebihan. Pasien yang mengalami dehidrasi sedang sampai berat memerlukan terapi cairan intravena mula-mula dengan 20 ml/kg larutan salin normal, kemudian sering dilakukan penilaian ulang. Pemberian berbagai obat antiemetik dan antidiare tidak memperlihatkan manfaat yang jelas dan mengandung risiko. Oleh karena itu, obat yang mengontrol gejala muntah dan diare sebaiknya di hindari.

Edema Serebri

PENDAHULUAN
Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea) maupuri ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.

ETIOLOGI
Edema otak dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis:

1. Kondisi neurologis: Stroke iskemik dan perdarahan intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.

2. Kondisi non neurologis: Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat, hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (HACE).

KLASIFIKASI
Edema otak dapat terjadi intraseluler, ekstraseluler (interstisial), atau kombinasi keduanya. Edema sel otak (edema sitotoksik) dapat terjadi akibat hiperosmolaritas intraseluler atau akibat hipotonisitas ekstraseluler. Edema ekstraseluler (interstisial) terjadi akibat adanya timbunan cairan di ruang ekstraseluler parenkim otak, yang dapat berupa edema hidrostatik, vasogenik, osmotik, dan ekstraseluler akibat hidrosefalus. Berbagai bentuk edema tidak selalu muncul sendiri-sendiri melainkan lebih sering muncul bersamaan.

DIAGNOSIS
Pada kondisi terjadi peningkatan tekanan intrakranial dapat ditemukan tanda dan gejala berupa:

1. Nyeri kepala hebat.

2. Muntah; dapat proyektil maupun tidak.

3. Penglihatan kabur.

4. Bradikardi dan hipertensi; terjadi akibat iskemi dan terganggunya pusat vasomotor medular. Hal ini merupakan mekanisme untuk mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh darah kapiler serebral oleh edema.

5. Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadi lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan intrakranial (TIK) yang menyebabkan herniasi unkal. Saat terjadi kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.

6. Gambaran papiledema pada funduskopi; ditandai dengan batas papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.
Dapat dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI otak untuk melihat etiologi dan luas edema serebri.

PENATALAKSANAAN

1. Posisi Kepala dan Leher. Posisi kepala harus netral dan kompresi vena jugularis harus dihindari. Fiksasi endotracheal tube (ETT) dilakukan dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu sesingkat mungkin.
Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala 30°.

2. Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik. Nyeri, kecemasan, dan agitasi meningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan tekanan intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat diperlukan untuk pasien edema otak. Pasien yang menggunakan ventilator atau ETT harus diberi sedasi supaya tidak memperberat TIK. Obat sedasi yang sering digunakan untuk pasien neurologi diantaranya adalah opiat, benzodiazepin, dan propofol.

3. Ventilasi dan Oksigenasi. Keadaan hipoksia dan hiperkapnia harus dihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang menyebabkan penambahan volume darah otak sehingga terjadi peningkatan TIK, terutama pada pasienm dengan pernicabilitas kapilcr yang abnormal. Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau oksigenasi pada pasien edema otak buruk.

4. Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik (balans —200 ml).

5. Penatalaksanaan Tekanan Darah. Tekanan darah yang ideal dipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi untuk menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di atas 60-70 mmHg pascatrauma otak.

6. Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, de-mam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. Suhu tubuh dan kadar glukosa darah kapiler harus tetap diukur.

Terapi Osmotik
Terapi osmotik menggunakan manitol dan salin hipertonik.
• Manitol
• Efek Ostnotik
• Efek Hemodinamik
• Efek Oxygen Free Radical Scavenging

Dosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah 20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.
Pernberian manitol ini harus disertai pemantauan kadar osmolalitas serum. Osmolalitas darah yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko gagal ginjal (terutama pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami vollyrfg depletion). Kadar osmolalitas serum tidak boleh lebih dan 320 mOsmol/L.

Salin Hipertonik
Cairan salin hipertonik (NaC1 3%) juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Mekanisme kerjanya kurang lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.

Steroid
Glukokortikoid efektif untuk mengatasi edema vasogenik yang menyertai tumor, peradangan, dan kelainan lain yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas sawar darah-otak, termasuk akibat manipulasi pembedahan. Namun, steroid tidak berguna untuk mengatasi edema sitotoksik dan berakibat buruk pada pasien iskemi otak.

Deksametason paling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang sangat rendah. Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan dengan 4 mg setiap 6 jam. Dosis ini ekuivalen dengan 20 kali lipat produksi kortisol normal yang fisiologis. Responsnya seringkali muncul dengan cepat namun pada beberapa jenis tumor hasilnya kurang responsif. Dosis yang lebih tinggi, hingga 90 mg/hari, dapat diberikan pada kasus yang refrakter. Setelah penggunaan selama berapa hari, dosis steroid harus diturunkan secara bertahap (tape* off) untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin timbul, yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar adrenal.

Deksametason kini direkomendasikan untuk anak > 2 bulan penderita meningitis bakterialis. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15 mg/kg IV setiap 6 jam pada 4 hari pertama pengobatan disertai dengan terapi antibiotik. Dosis pertama harus diberikan sebelum atau bersamaan dengan terapi antibiotik (lihat bab meningitis bakterialis).

Hiperventilasi
Sasaran pCO, yang diharapkan adalah 30-35 mmHg agar menimbulkan vasokonstriksi serebral sehingga menurunkan volume darah serebral.

Barbiturat
Barbiturat dapat menurunkan tekanan intrakranial secara efektif pada pasien cedera kepala berat dengan hemodinamik yang stabil. Terapi ini biasanya digunakan pada kasus yang refrakter terhadap pengobatan lain maupun penanganan TIK dengan pembedahan.

Furosemid
Terkadang dikombinasikan dengan manitol. Terapi kombinasi ini telah terbukti berhasil pada beberapa penelitian. Furosemid dapat meningkatkan efek manitol, namun harus diberikan dalam dosis tinggi, sehingga risiko terjadinya kontraksi volume melampaui manfaat yang diharapkan. Peranan asetasolamid, penghambat karbonik anhidrase yang mengurangi produksi CSS, terbatas pada pasien high-altitude illness dan hipertensi intrakranial benigna.
Induksi hipotermi telah digunakan sebagai intervensi neuroproteksi pada pasien. dengan lesi serebral akut.

20 Asam Amino dan Sifat-sifat Asam Amino


Protein tersusun atas asam-asam amino yang terhubung membentuk sekuens linear melalui ikatan peptida antara gugus amino dari salah satu asam amino dengan gugus karboksil dari asam amino sebelumnya. Semua asam amino yang ditemukan di dalam protein merupakan asam amino α dalam hal ini, gugus amino dan gugus karboksil keduanya terikat pada atom karbon α yang sama.

Kedua puluh macam asam amino yang digunakan dalam sintesis protein dilambangkan dengan menggunakan singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau satu huruf seperti yang tercantum dalam Tabel di bawah. Lambang ini berguna untuk mengelompokkan asam amino berdasarkan sifat-sifat gugus fungsinya.

Sifat

Asam Amino

Singkatan

Nonpolar, Alifatik

Glisin

Gly

G

Alanin

Ala

A

Valin

Val

V

Leusin

Leu

L

Isoleusin

Ile

I

Polar, Alifatik

Serin

Ser

S

Treonin

Thr

T

Asparagin

Asn

N

Glutamin

Gln

Q

Aromatik

Fenilalanin

Phe

F

Tirosin

Tyr

Y

Triptofan

Trp

W

Mengandung

sulfur

Sistein

Cys

C

Metionin

Met

M

Dengan Gugus
Amino Sekunder
t.

Prolin

Pro

P

Asam Amino Asam

Aspartat

Asp

D

Glutamat

Glu

E

Asam Amino Basa

Lisin

Lys

K

Arginin

Arg

R

Histidin

His

H

Sifat-Sifat Asam Amino
Pada umumnya, asam-asam amino dapat larut dalam pelarut-pelarut polar, tetapi tidak dapat larut dalam pelarut-pelarut nonpolar. Walaupun kelarutannya tidak sama, sebagian besar asam amino dapat larut dalam larutan alkali sehingga membentuk garam.

Di antara sekian banyak asam amino yang menyusun protein, beberapa mempunyai rasa manis, rasa pahit, dan ada yang tidak mempunyai rasa. Glisin, prolin, alanin, hidroksiprolin, valin, dan serin mempunyai rasa manis. Isoleusin dan arginin mempunyai rasa pahit, sedangkan leusin tidak mempunyai rasa.

Asam amino mempunyai titik lebur yang tinggi. Pada umumnya, titik lebur asam amino di a las 200C. Titik lebur yang tinggi ini menggambarkan besarnya energi yang diperlukan untuk merusak kekuatan ionik yang mempertahankan kisi-kisi kristal. Sebagian besar asam amino mengalami sedikit peruraian apabila dipanaskan mendekati titik lebur atau titik lelehnya.

Kecuali glisin, semua asam amino mempunyai sebuah atau lebih atom karbon asimetris. Oleh karena itu, semua larutan asam amino, kecuali glisin, dapat menunjukkan kegiatan optis.

Struktur kimia asam amino mengandung gugus karboksil dan gugus amino sehingga sifat kimia asam amino ditentukan oleh sifat gugus karboksil, sifat gugus amino, dan gabungan antara sifat kedua radikal tersebut. Sifat-sifat kimia asam amino dapat dilihat dari reaksi-reaksi kimia asam amino.

Indikasi Terapi dengan Insulin

Indikasi Terapi dengan Insulin
1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
3. Keadaan stres berat seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
4. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetic.
6. Hipoglikemik hiperosmolar non-ketotik.
7. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9. Kontraindikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Sindrom fibromialgia

Sindrom fibromialgia adalah penyakit yang sering terjadi dalam praktik medis sehari-hari. Gangguan ini ditandai oleh nyeri muskuloskeletal difus, kekakuan badan yang biasanya timbul pada saat bangun pagi dan membaik pada siang hari, parestesia, gangguan tidur, dan keluhan lemah otot. Gejala ini diperberat oleh stres emosional dan cuaca yang dingin dan lembap.

Sindrom ini sering kali disertai berbagai penderitaan yang bersifat psikosomatis, seperti nyeri perut, nyeri kandung kemih, nyeri kepala, migren, dismenore, dan lain-lain. Meskipun sindrom ini bukan merupakan penyakit yang mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan distres yang hebat pada pasien dan perasaan tidak berdaya serta frustrasi pada dokter yang berupaya mengobatinya.

Etiologi penyakit ini masih belum jelas. Faktor stres emosi, psikologis, dan disfungsi sistern saraf psikovegetatif berperan dalam penyakit ini. Sindrom fibromialgia terutama menyerang perempuan berusia antara 25 dan 45 tahun.

Fibromialgia dapat timbul pada pasien dengan artritis rematoid atau penyakit jaringan ikat lainnya, yang disebut sindrom polimialgia rematika. Sindrom ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia, ditandai oleh rasa nyeri sendi proksimal serta nyeri otot. Keadaan ini biasanya disertai arteritis temporalis.

Mielitis Transversa akut

Mielitis transversa akut adalah peradangan pada medula spinalis yang disebabkan oleh proses infeksius atau noninfeksius. Terdapat penurunan fungsi neurologis secara cepat di bawah segmen medula spinalis yang mengalami peradangan, seperti paralisis dan penurunan sensasi, sedangkan fungsi neurologis di atas segmen medula spinalis yang mengalami peradangan tidak mengalami kelainan. Sering terdapat paralisis atonik pada kandung kemih, disfungsi usus, dan gangguan fungsi otonom. Gejala mielitis dapat disertai gangguan penglihatan akut yang terasa nyeri, dan neuritis optik bilateral yang dapat berlanjut hingga timbul kebutaan dalam waktu beberapa jam, varian ini disebut neuromielitis optika atau penyakit Devic.

Dua aspek terpenting pada penanganan mielitis transversa akut adalah melakukan pemeriksaan pencitraan darurat pada medula spinalis dan pemeriksaan fisik yang sering. MRI sebaiknya dilakukan secepat mungkin untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kompresi medula spinalis akut. Kompresi medula spinalis yang disebabkan oleh lesi massa diobati dengan melakukan radiasi atau pembedahan darurat.

Pada mielitis transversa akut, cairan serebrospinal secara tipikal mengandung kurang dari 200 sel mononuklear per milimeter kubik, kadar protein yang normal atau sedikit meningkat, dan kadar glukosa normal. Penyebab infeksius mielitis adalah sitomegalovirus, virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus Epstein-Barr, virus koksaki, virus echo, virus polio, Treponema pallidum, Borrelia burgdorferi, dan Mycobacterium tuberculosis. Dua penyebab noninfeksius terpenting pada mielitis transversa adalah sklerosis multipel dan lupus eritematosus sistemik.

Pengobatan mielitis transversa bergantung pada patogenesis yang mendasarinya. Pencegahan timbulnya komplikasi yang berupa inaktifitas, diindikasikan untuk melakukan fisioterapi, katerisasi kandung kemih intermiten, dan melakukan profilaksis terhadap trombosis vena dalam.

Gejala-gejala Alzheimer yang Tampak

“Melihat ke belakang selalu lebih baik daripada memimpikan masa depan,” menurut seorang perawat. “Saya pikir alasan mengapa saya tidak sejak awal melihat gejala-gejala yang tampak pada isteri saya karena saya selalu bersamanya setiap saat. Perubahannya begitu tidak jelas, terjadi sedikit demi sedikit.”

Mungkin hal yang paling menakjubkan pada tahap paling awal penyakit Alzheimer ini adalah ketidakjelasannya. Tanda-tanda dan gejala merayap perlahan dan membuat kita tidak waspada, yang membuat kita maupun orang yang kita rawat itu terperanjat. Sejalan dengan berlalunya waktu, kemunduran mental dan fisik penderita penyakit Alzheimer menjadi semakin berat dan parah.

Di samping itu tidak ada dua penderita yang mengalami kemunduran dengan kecepatan maupun pola yang persis sama, namun ada beberapa perubahan aneh pada tingkah laku dan kepribadian yang khas di setiap tahap penyakit ini. Mengetahui perubahan-perubahan ini dapat menolong Anda meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi diri Anda sendiri maupun bagi orang yang Anda rawat. Mengerti akan tanda dan gejala-gejala penyakit Alzheimer merupakan kunci yang sangat penting untuk merawat penderita.

Tahap awal penyakit Alzheimer berlangsung rata- rata dua sampai empat tahun. Gejala-gejala awal penyakit Alzheimer dapat termasuk salah satu atau semua di bawah ini:
Hilang ingatan. Peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi terlupakan. Kemampuan untuk berkonsentrasi, belajar hal-hal yang baru dan mencerna informasi-informasi baru secara progresif hilang. Tagihan-tagihan tidak dibayar atau dibayar beberapa kali. Pemakaian uang melebihi jumlah simpanannya di bank bila penderita mulai mengalami masalah dalam hal menghitung, menjumlah dan mengurangi. Nama-nama orang yang dikenal atau dicintainya pun juga dapat dilupakan.

Para penderita penyakit Alzheimer sering mengkompensasi, pada awalnya, dengan menulis dalam buku catatan untuk dirinya sendiri. Tetapi sejalan dengan perkembangan penyakitnya itu, mereka bahkan tidak ingat akan catatannya itu. Mereka seringkali menyangkal mengalami gejala-gejala ini dan berusaha keras mempertahankan harga diri dan jati dirinya. Bingung dan disorientasi. Bingung sering berkaitan dengan waktu dan tempat. Orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer kadang-kadang tersesat di suatu tempat atau tiba di suatu tempat dan tidak tahu tempat mereka berada dan cara pulang ke rumah. Hari dan buIan juga terlupakan.

Gangguan berbicara dan berbahasa. Mungkin terdapat suatu ketidakmampuan yang progresif untuk menyebutkan nama benda-benda atau untuk mengakhiri sebuah kalimat. Orang tersebut mencari-cari kata ataupun penggalan kalimat sehingga kata-kata atau penggalan kalimat yang salah digunakan untuk menggantikan yang terlupakan tadi.

Keputusan yang terganggu. Terdapat kekurangan dalam hal memberikan pandangan dan berkembang menjadi ketidakmampuan dalam membedakan, mengerti atau mengikuti perintah. Kemampuan mengemudi mengalami kemunduran secara progresif; penderita dapat lupa ber-henti di persimpangan jalan atau mengemudikan kendaraan di jalan yang salah, misalnya, di jalan satu arah. Kemampuan membaca dapat bertahan tetapi tidak demikian dengan kemampuan untuk mengerti apa yang dibacanya.

Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang biasa di-kerjakannya. Penderita kemudian secara bertahap mengalami kesulitan dalam memasak, membersihkan, melakukan hobi-hobi yang disukainya, atau bertahan pada satu pekerjaan. Aktivitas kehidupan hariannya yang rutin tidak dapat dilakukan lagi. Misalnya, jadi terganggu kemampuan mengikat tali sepatu, mengancingkan kemeja atau membuat secangkir kopi.

Perubahan kepribadian dan suasana hati. Depresi seringkali menyertai tahap awal penyakit Alzheimer. Mungkin timbul kelesuan, apati, kecurigaan, paranoia, penarikan diri dari pergaulan sosial atau penderita didapati sering menangis. Sebaliknya mungkin juga timbul keresahan, kekhawatiran, gelisah dan perasaan “menjadi gila”. Di satu pihak orang-orang menyangkal keparahan gejala-gejala mereka ini, di pihak lain, mereka mengenali ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya.

Kesembronoan dan kelalaian. Kebersihan perseorangan dapat menjadi masalah, dan penderita mungkin tampil tidak teratur atau tidak rapi. Mereka lalai mandi, menggosok gigi, mengganti atau mencuci pakaiannya, bahkan mungkin lupa bagaimana cara melakukannya.

Setelah didiagnosis, orang-orang yang merawat penderita selalu bertanya kepada dokternya, “Berapa lamakah waktu yang kita punya? Berapa bulan atau berapa tahun?” Selalu timbul keinginan untuk mengetahuinya.

Waktu antara mulai timbul gejala penyakit Alzheimer sampai kematian penderitanya sangatlah beragam. Mungkin beberapa tahun atau bahkan dua puluh tahun, tergantung pada sejumlah faktor lain yang berpengaruh pada kesehatannya. Secara umum dapat dikatakan, semakin muda seseorang menderita penyakit ini, semakin cepat is mengalami kerusakan dan kemunduran.

Anatomi dan fungsi serebelum

Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang. Serebelum menempati fosa kranialis posterior dan diatapi tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang memisahkannya dart lobus oksipitalis serebri.

Rongga ventrikel keempat memisahkan serebelum dari pons dan medula oblongata. Sebuah celah yang dalam memisahkan serebelum menjadi dua hemisfer, hemisfer kiri dan kanan; dan ke dalam celah itulah falks serebeli, yang merupakan sebuah lipatan dura mater lain, menyelipkan dirinya.

Susunan substansi kelabu dan putih pada serebelum sama seperti susunan yang terdapat pada cerebrum, yaitu dengan substansi kelabu berada di permukaan. Permukaan itu berbukit-bukit dan berlipat-lipat dalam belitan. Fisura antara tumpukan-tumpukan pada serebelum sangat rapat satu sama lain dibandingkan dengan sulkus pada korteks serebri.

Serebelum mempunyai hubungan dengan berbagai bagian lain sistem persarafan. Tetapi hubungannya yang terutama adalah dengan hemisfer serebri pada sisi yang lain dan dengan batang otak. Selain itu serebelum menerima serabut dari sumsum tulang belakang dan berhubungan dengan pusat-pusat refleks penglihatan pada atap otak tengah (diensefalon), dengan talamus, clan dengan serabut-serabut saraf pendengaran.

Fungsi serebelum adalah mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum berperanan penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko-spinal yang melintas dart korteks serebri ke sumsum tulang belakang mengalami penyilangan, dan dengan demikian mengendalikan gerakan sisi lain tubuh, hemisfer serebeli mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.

Cedera unilateral pada serebelum mengakibatkan gangguan pada sikap dan tonus otot. Gerakan sangat tidak terkoordinasi. Seorang pasien yang menderita gangguan tersebut mungkin tidak sanggup memasukkan makanan ke dalam mulutnya sendiri, dan bahkan mengotori mukanya akibat makanan yang tercecer; terombang-ambing sewaktu berjalan, dan cenderung jatuh ke arah sisi badan yang mendapat cedera. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan menjadi lemah, dan cara bicara pun lambat.

Asuhan Keperawatan TBC

1. Pengkajian
a. Data pasien
Penyakit tuberkulosis (TB) dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim.

Tuberkulosis pada anak dapat terjadi di usia berapa pun, namun usia paling umum adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary) dibanding TB paru¬paru dengan perbandingan 3 : 1. Tuberkulosis luar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia < 3 tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian men ingkat setelah usia remaia di mana TB paru-paru menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai lubang/kavitas pada paru-paru).

b. Riwayat kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain:
1) Demam: subfebris, febris (40-41° C) hilang timbul.
2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkhus. Batuk ini terjadi untuk membuang/mengeluarkan produksi radang
yang dimulai (tali batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
3) Sesak napas: bila sudah lanjut di mana infiltrasi radang sampai setengah paru-paru.
4) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga men imbu Ikan pleuritic.
5) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan keringat inalam.
6) Sianosis, sesak napas, dan kolaps merupakan gejala atelektasis. Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernapas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit tampak bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.

c. Pemeriksaan fisik
. Pada tahap dini sulit diketahui.
. Ronchi basal), kasar, dan nyaring.
. Elipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberikan suara umforik.
. Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi interkostal, dan fibrosis.
Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak).

d. Pemeriksaan tambahan
1) Sputum culture: untuk memastikan apakah keberadaan M. tuberculosis pada stadium aktif.
2) Ziehl neelsen (Acid fastStaind applied to smear of body fluid): positif untuk BTA.
3) Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer patch): reaksi positif (area indurasi 10 min atau lebih, timbal 48-72 jam setelah injeksi antigen intradermal) mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi, tetapi tidak mengindikasikan penyakit sedang aktif.
4) Chest X-ray: dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian atas paru-paru, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pleura. Perubahan yang mengindikasikan TB yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrosa.
5) Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan CSF, serta biopsi kulit): positif untuk M. tuberculosis.
6) Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar yang mengindikasikan nekrosis.
7) Elektrolit: mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan beratnya infeksi; misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, dapat ditemukan pada TB paru-paru kronis lanjut.
8) ABGs: mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat, dan sisa kerusakan paru-paru.
9) Bronkografi: merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat
kerusakan bronkhus atau kerusakan paru-paru karena TB.
10) Darah: lekositosis, LED meningkat.
11) Test fungsi paru-paru: VC menurun, dead space men ingkat, TIC men ingkat, dan men urunnya saturasi 0, yang merupakan gejala sekunder dari fibrosis/infiltrasi parenkim paru-paru dan penyakit pleura.

Penatalaksanaan
1) Penyuluhan
2) Pencegahan
3) Pemberian obat-obatan:
a) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
b) Bronkodilator
c) Ekspektoran
d) OBH (Obat Batuk Hitam) e) Vitamin
4) Fisioterapi dan rehabilitasi
5) Konsultasi secara teratur

Limfadenopati dan Splenomegali

LIMFADENOPATI
Limfadenopati atau hiperplasia limfoid adalah pembesaran kelenjar limfe sebagai respons terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme.

Limfadenopati regional merupakan indikasi adanya infeksi lokal. Sedangkan limfadenopati generalisata biasanya merupakan indikasi adanya infeksi sistemik seperti AIDS, atau gangguan otoimun seperti artritis rematoid atau lupus eritematosus sistemik. Biasanya, limfadenopati dapat mengindikasikan adanya keganasan.

SPLENOMEGALI
Splenomegali adalah pembesaran limpa. Keadaan ini biasanya terjadi akibat proliferasi limfosit dalam limpa karena infeksi di tempat lain di tubuh. Splenomegali akibat proliferasi makrofag terjadi jika terdapat sel-sel mati (terutama sel darah merah) dalam jumlah yang berlebihan dan perlu dibersihkan dari sirkulasi.

Splenomegali juga dapat terjadi akibat penimbunan darah dalam limpa. Hal ini biasanya merupakan komplikasi hipertensi portal. Tumor atau kista limpa juga dapat menyebabkan splenomegali. Splenomegali sebagai respons terhadap infeksi biasanya disertai oleh limfadenopati; penyebab lain splenomegali tidak disertai limfadenopati.

Apa yang dimaksud dengan karsinogen?

Karsinogen (carcinogene) adalah bahan yang dapat memicu terjadinya kanker atau keganasan. Karsinogen dapat memengaruhi DNA atau suatu protein yang berperan pada pengaturan siklus pembelahan sel, seperti protooncogene atau tumor supressorgene. Pada umumnya karsinogen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan kimia, radiasi, dan virus. Ketiga kelompok ini selalu ada di alam, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan yang tajam selaras dengan perkembangan budaya atau perilaku manusia.

Bahan Kimia
Penyakit kanker merupakan penyakit yang misterius karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, pada tahun 1908 penyakit ini mulai dipelajari karena saat itu dilaporkan bahwa angka kejadian kanker sangat tinggi pada pekerja industri kimia, tetapi pada saat itu belum diketahui dengan jelas hubungan antara chemical-mutagenesis dan carcinogenesis. Dalam perjalanan waktu bare diketahui bahwa bahan kimia dapat memicu terjadinya suatu keganasan karena dapat menimbulkan mutasi pada DNA. Terjadinya penyakit keganasan dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu initiation phase dan promotion phase. Hal ini dapat dijelaskan apabila bahan yang bersifat karsinogenik masuk ke dalam tubuh, maka di dalam tubuh bahan ini langsung mengalami proses detoksifikasi untuk kemudian diekskresi. Selain itu, bahan karsinogenik tersebut terlebih dahulu dimetabolisme dalam tubuh. Kemudian, hasil metabolismenya didetoksifikasi dan berikutnya diekskresi. Apabila proses ini ini tidak dapat dilakukan oleh tubuh, maka hasil metabolit dari bahan karsinogenik ini akan mengadakan ikatan dengan rantai DNA, sehingga DNA menjadi cacat (defect). Sebagai akibat dari adanya kecacatan DNA, tubuh berusaha untuk melakukan perbaikan DNA yang dikenal dengan DNA repair. Bila perbaikan DNA ini tidak berhasil, sel yang bersangkutan (sel yang memiliki DNA abnormal) tersebut akan dieksekusi atau dimusnahkan. Apabila proses eksekusi ini tidak mampu dilakukan oleh tubuh, maka sel tersebut memiliki DNA cacat yang bersifat permanen. Kondisi ini dikenal dengan initiation phase. Selanjutnya, sel yang memiliki DNA cacat tersebut akan mengalami proliferasi dan diferensiasi, serta berkembang menjadi malignant (ganas). Kondisi ini dikenal dengan promotion phase.
Beberapa contoh dari bahan kimia yang kerjanya langsung memicu terjadinya kanker (Direct-Acting Carcinogenesis) adalah sebagai berikut:
1. Alkylating Agents:
a. dimethyl sulfate;
b. li-Propiolactotte;
c. ethylmethane sulfonate (EMS).

2. Polycyclic dan Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons:
a. benz(a)anthracene;
b. benzo(a)pyrene;
c. dibenz(a,h)anthracerie.

3. Aromatic Amines:
a. 2-Naphtylamine (p-naphthylanzine);
b. benzidine;
c. dimethylarninoazobenzene.

Pada dasarnya mayoritas bahan kimia yang bersifat karsinogenik memiliki sifat yang sarna, yaitu memicu terjadinya suatu mutasi gen. Oleh karena itu, pada buku ini akan dijelaskan mengenai salah saw bahan kimia yang bersifat sebagai alkylating agents, artinya bila individu terpapar oleh bahan kimia tersebut, maka DNA pada sel dart individu yang bersangkutan akan mengalami “Alkylation” di mana terjadi metilasi pada pasangan basa nukleotidanya—yaitu Guanin mengalami metilasi menjadi 06-methyl guanine atau menjadi bulky group addition.

Hipertensi pada penyakit jantung, DM, dan ginjal kronis

Hipertensi pada penyakit jantung
Selain diabetes mellitus dan kolesterol tinggi, hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung. Sekitar 75% penderita hipertensi akan terkena penyakit jantung. Kondisi ini biasanya baru disadari saat penderita berusia lanjut, yaitu ketika jantung telah ‘lelah’ bekerja untuk memompa darah dengan tekanan berat. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri dan mempercepat timbulnya aterosklerosis.

Hipertensi pada diabetes mellitus
Penderita diabetes mellitus harus mengendalikan tingkat gula darahnya, karena diabetes dan hipertensi saling berkaitan. Kedua penyakit ini bisa menyerang bersama-sama. Bila tidak segera diobati, akibatnya sangat berbahaya, yaitu risiko berkembangnya aterosklerosis (dinding pembuluh darah menjadi kaku dan sempit). Komplikasi baru sangat mungkin terjadi berupa serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal.

Angka kejadian hipertensi pada penderita diabetes mellitus 1,5-2 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes. Selain itu, komplikasi yang menyertai diabetes kebanyakan berkaitan dengan hipertensi, angkanya berkisar 3575%. Risiko kematian akibat diabetes melitus juga meningkat apabila penderitanya juga mengalami tekanan darah tinggi. Risiko komplikasi hipertensi dan diabetes mellitus bisa diturunkan dengan meningkatkan konsumsi makanan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menghindari alkohol, dan berhenti merokok.

Hipertensi pada penyakit ginjal kronis
Hipertensi memiliki kaitan erat dengan kesehatan ginjal. Penyakit ini merupakan faktor pemicu utama terjadinya penyakit ginjal dan gagal ginjal. Begitu pula sebaliknya, tekanan darah akan meningkat hingga menyebabkan hipertensi ketika fungsi ginjal terganggu. Kondisi ini disebabkan rusaknya organ-organ yang dilewati pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi, salah satunya adalah ginjal. Akibat terparah, terjadi gagal ginjal progresif yaitu fungsi ginjal berhenti sama sekali. Pada stadium akhir ini, penderita menggantungkan hidup pada dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal. Hubungan hipertensi dan penyakit ginjal memang baru terjadi apabila kondisi hipertensi sudah cukup lama. Namun, penderita hipertensi tetap harus waspada. Menurunkan tekanan darah hingga di bawah 130/80 mmHg atau lebih rendah merupakan target yang harus dicapai. Lebih balk jika melakukan tindakan pencegahan. Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat melalui olahraga secara teratur, membatasi asupan garam, menghindari alkohol, menghindari rokok/tembakau, dan menjaga berat badan. Meskipun tidak ada keluhan, jangan lupa melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala.

Hipertensi pada anak-anak

Hipertensi memang dikenal sebagai penyakit orangtua. Namun, anak-anak bahkan seorang bayi baru lahir juga bisa terkena. Anak-anak yang bertubuh tinggi biasanya berisiko lebih besar terkena hipertensi dibandingkan anak yang bertubuh lebih pendek seusianya. Meskipun kasusnya di Indonesia relatif kecil (kurang dari 1%), anak-anak yang masuk kelompok ini bisa mengalami masalah serius.

Tinggi-rendahnya tekanan darah pada anak-anak ditentukan dengan menghitung batas persentil antara tinggi badan dan usianya. Seorang anak dikatakan terkena darah tinggi apabila tekanan darahnya lebih tinggi sampai batas 5% di atas persentil ke 95. American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar anak berusia diatas 3 tahun melakukan pemeriksaan tekanan darah setahun sekali. Untuk mengenali hipertensi pada anak-anak (tanpa mengukur tekanan darah), ada gejala-gejala yang perlu diperhatikan. Gejala yang muncul berupa sakit kepala, pusing, muntah, dan badan menjadi lemas.

Hipertensi pada anak-anak tergolong hipertensi sekunder, artinya disebabkan oleh faktor lain. Faktor penyebabnya juga jelas seperti penyakit ginjal (hampir 80% kasus), kelainan jantung dan pembuluh darah. Kelainan sistem endokrin dan gangguan sistem saraf juga bisa mengakibatkan hipertensi pada anak-anak. Yang melegakan dari hipertensi pada anak-anak, penyakit ini bisa disembuhkan jika faktor penyebabnya bisa disingkirkan.

Pola makan tidak sehat, terutama yang dialami anak-anak yang beranjak dewasa, bisa memicu hipertensi. Anak-anak biasanya senang mengonsumsi makanan siap saji atau junk food. Jenis makanan tersebut memiliki kandungan garam dan lemak tinggi. Karenanya, penting untuk membangun pola makan sehat sejak usia dini.

Selain makanan, orangtua sebaiknya mengusahakan anak-anaknya tidak terlalu sering terpapar asap rokok. Perokok pasif lebih banyak terkena efek samping dari asap rokok. Usahakan pula agar anak memiliki aktivitas sehingga mereka tetap aktif dan berolahraga. Perhatikan bagaimana anak-anak tidur, apakah ada masalah atau tidak. Sebab gangguan tidur seperti sleep apnea, yaitu gangguan tidur berupa ngorok dan sindroma tidur tidak lelap karena sistem pernafasan tersumbat. Hal-hal ini akan menghindarkan terjadinya hipertensi

Fungsi-fungsi utama hati

Fungsi Hati
Seperti ukurannya yang besar, hati juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi utama hati:

1. Menampung darah
Dalam hati terdapat pembuluh darah batik (vena) dan sinusoid (salutan darah berdinding tipis dan berongga luas). Sinusoid dapat menampung darah antara 200-400 cc. Hati yang menampung banyak darah akan teraba membesar. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami pendarahan, darah yang tertampung dalam hati mengalir ke luar untuk mengisi kekurangan.

2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi (pertahanan tubuh)
Tidak hanya menampung, hati juga membersihkan darah dengan menyaring (filter) substansi asing dan bibit penyakit yang ikut masuk lewat aliran darah sehingga membantu tubuh melawan infeksi. Dalam hati terdapat sejumlah besar sel kupfer yang dapat “memakan” kuman dan bibit penyakit lain. Sebagian besar bakteri yang berada dalam darah portal (dari usus) dapat dimangsa oleh sel kupfer sehingga darah yang keluar dari hati dan kembali ke serambi kanan jantung sudah relatif bebas dari bakteri.

3. Memproduksi dan mengsekresikan empedu
Empedu diproduksi hati secara terus-menerus untuk membantu pencernaan lemak. Hati menghasilkan 500-1000 cc empedu/hari dan disalurkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Di dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan sehingga dari warna semula cokelat muda menjadi cokelat kehijauan. Pada saat makanan berlemak memasuki usus 12 jari, hormon kolesistokinin merangsang kandung empedu mengeluarkan cairan empedu untuk membantu proses pencernan lemak. Komposisi erfipedu terdiri atas beberapa komponen yang mempunyai arti penting dalam tubuh, yaitu garam empedu, bilirubin atau pigmen empedu, kolesterol, lesitin, asam lemak, garam-garam kalsium, protein, dan air yang merupakan bagian terbesar. Garam empedu mampu memecah lemak menjadi butiran halus sehingga mudah diserap usus. Jika bilirubin berlebihan dalam darah, jaringan tubuh berwarna kuning. Hal ini merupakan petunjuk penting adanya gangguan pada hati dan saluran empedu.

4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah(metabolisme karbohidrat)
Dalam proses pencernaan makanan, karbohidrat yang kita konsumsi dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu glukosa. Jika kadar glukosa darah meningkat tajam melebihi ambang batas normal, hormon insulin mengubah glukosa menjadi glikogen (energi cadangan) yang disimpan dalam hati. Saat kita lapar, tidak ada pasokan karbohidrat dan kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati akan diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah untuk menjaga stahilitas konsentrasi gula darah. Fungsi hati dalam menstabilkan kadar gula darah dikendalikan oleh insulin. Hati juga dapat mengubah zat gizi lain seperti protein (asam amino tertentu) dan lemak menjadi glukosa.tajam sehingga cairan darah keluar dan memasuki rongga tubuh. Hal tersebut menyebabkan terjadinya tirnbunan cairan dalam rongga perut (ascites/busung) dan sembab (edema).

5. Membuat faktor pembekuan darah
Hati juga membentuk fibrinogen dan protrombin, yaitu golongan protein yang berperan dalam proses pembekuan.darah. Jika hati mengalami kerusakan yang cukup berat menyebabkan proses pembekuan darah terganggu sehingga jika terjadi pendarahan atau luka maka darahnya sukar membeku.

6. Mengubah amonia menjadi urea
Protein yang tidak tercerna diuraikan deh bakteri usus besar dan inenghasilkan zat amonia yang beracun bagi sel saraf. Amonia tersebut sebagian diabsorbsi oleh darah dan diterima oleh hati. Di dalam hati, amonia diubah menjadi urea, lalu dikeluarkan dari darah oleh ginjal melalui urin. Jika hati tidak dapat mengubah amonia maka amonia masuk ke dalam aliran darah dan mencapai otak sehingga merusak otak.

7. Metabolisme vitamin dan mineral
Vitamin A merupakan vitamin yang paling banyak disimpan dalam hati. Jumlah yang disimpan mampu mencukupi kebutuhan vitamin A tubuh selama 2 tahun. Hati juga menyimpan vitamin D dan vitamin B12 yang mampu mencukupi kebutuhan tubuh selama 1-4 bulan. Hati juga berperan penting dalam mengatur keseimbangan zat besi. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dalam hati dalam bentuk feritin dan jika zat besi tersebut diperlukan akan dilepaskan kembali.

8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
Zat-zat beracun, baik yang berasal dari luar tubuh seperti dari obat maupun dari sisa metabolisme yang dihasilkan sendiri oleh tubuh akan didetoksifikasi (dinetralisir) oleh enzim-enzim hati sehingga menjadi zat yang tidak aktif. Namun, peracunan dari zat psikotropika dengan dosis besar dan bahan-bahan kimia industri dapat merusak sel hati.

9. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan besarnya organ dan banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung di hati, menyebabkan darah yang melewati hati naik suhunya.

Piala Dunia Piala Dunia Betis Betis saring Saring

Maaf bahasa tidak baku. terjemahan google

Sebuah Cedera Betis melibatkan kerusakan otot PADA Betis Dalam, Kegiatan KUAT murah Cedera Dalam, Olahraga Umum Kegiatan lain di murah Berat badan dipindahkan mana Sekitar cepat. Sebuah cedera betis melibatkan kerusakan pada otot betis dalam kegiatan kuat dan cedera umum dalam olahraga dan kegiatan lain di mana berat badan dipindahkan sekitar cepat. Betis terdiri Dari doa otot Utama, gastrocnemius murah soleus, Baik Yang Datang Bersama-sama di bawah BAGIAN Betis menjadi Achilles tendon murah ITU adalah persimpangan Daerah ANTARA otot tendon murah SERING menderita Yang Cedera. Betis terdiri dari dua otot utama, gastrocnemius dan soleus, baik yang datang bersama-sama di bagian bawah betis menjadi Achilles tendon dan itu adalah daerah persimpangan antara otot dan tendon yang sering menderita cedera. Seseorang Akan mendorong keras dari Betis DENGAN sementara kaki ditanam di Belakang beban di atasnya DENGAN, cara membuat kontrak otot Betis terhadap obyek Handphone. Seseorang akan mendorong off keras dengan betis sementara kaki ditanam di belakang dengan beban di atasnya, membuat kontrak otot betis terhadap obyek bergerak. Jika lutut ini dapat meningkatkan Lurus Kekuatan murah cara membuat Cedera Lebih Ujug. Jika lutut lurus ini dapat meningkatkan kekuatan dan membuat cedera lebih mungkin.

Reaksi Awal penderita menjadi sakit Akan Segera. Reaksi awal penderita akan menjadi sakit segera. Nyeri Betis DENGAN Cedera ini sangat tajam SERING murah Berat Tidak Mampu DENGAN Orang menanggung Berat PADA kaki atau Hanya Mampu lemas Berat DENGAN Ujung menyentuh kesemek. Betis nyeri dengan cedera ini sering sangat tajam dan berat dengan orang tidak mampu menanggung berat pada kaki atau hanya mampu lemas berat dengan ujung menyentuh kaki. Hal ini mencegah peregangan PADA tak tertahankan Yang Betis PADA Tahap ini, Yang diikuti DENGAN pembengkakan murah memar. Hal ini mencegah peregangan pada betis yang tak tertahankan pada tahap ini, yang diikuti dengan pembengkakan dan memar. Awal Manajemen fisio adalah mengontrol pembengkakan UNTUK murah peradangan oleh es biasa atau dingin Terapi DENGAN perban kompresi murah. Awal manajemen fisio adalah untuk mengontrol pembengkakan dan peradangan oleh es biasa atau terapi dingin dan kompresi dengan perban. Kompresi ini sangat Berguna UNTUK membatasi pembengkakan Jaringan murah diterapkan secara tegas Harus Segera setelah luka murah Telah terjadi. Kompresi ini sangat berguna untuk membatasi pembengkakan jaringan dan harus diterapkan secara tegas dan segera setelah luka telah terjadi. Pasien njaluk UNTUK memantau sirkulasi di kaki UNTUK memastikan perban Tidak Terlalu ketat. Pasien perlu untuk memantau sirkulasi di kaki untuk memastikan perban tidak terlalu ketat.

Kruk SERING UNTUK Dibutuhkan Cedera ini sebagai bantalan Berat Terbatas murah keseimbangan Miskin, trus begitu rasa sakit mengurangi Sedikit Lebih normal, Pola gaya Harus didorong murah ANDA Bisa Mulai latihan lembut DENGAN ANDA mengarahkan kaki ke bawah berulang kali santai murah. Kruk sering dibutuhkan untuk cedera ini sebagai bantalan berat terbatas dan keseimbangan miskin, tapi begitu rasa sakit agak mengurangi pola gaya berjalan lebih normal harus didorong dan Anda bisa mulai latihan lembut dengan mengarahkan kaki Anda ke bawah dan santai berulang kali. Ini kontrak otot rusak tetapi menghindari setiap peregangan Jaringan Yang rusak, menempatkan beberapa Kekuatan otot melalui Dalam, Posisi Yang aman. Ini kontrak otot rusak tetapi menghindari setiap peregangan jaringan yang rusak, menempatkan beberapa kekuatan melalui otot dalam posisi yang aman. BERJALAN DENGAN ANDA meletakkan tumit ke bawah memiliki gaya BERJALAN murah yang normal secepat ANDA Bisa murah menggunakan Kruk UNTUK menghindari lemas biasa diucapkan. Berjalan dengan meletakkan tumit Anda ke bawah dan memiliki gaya berjalan normal secepat Anda bisa dan menggunakan kruk untuk menghindari lemas normal diucapkan. DENGAN doa minggu, ANDA dapat memulai Harus lembut Menarik kesemek Ke Atas memulai proses pemanjangan UNTUK DENGAN otot sangat lembut peregangan. Dengan dua minggu, Anda harus dapat memulai lembut menarik kaki ke atas untuk memulai proses pemanjangan otot dengan sangat lembut peregangan.

Kemajuan adalah lembut UNTUK Betis menimbulkan sementara bersandar ke depan sesuatu PADA UNTUK Akhirnya Naik turun Atas Langkah murah, murah peregangan lutut DENGAN Lurus lutut ditekuk murah DENGAN Harus dilakukan UNTUK mengembalikan Panjang Sebelum recommencing Kegiatan Jaringan KUAT. Kemajuan adalah untuk lembut betis menimbulkan sementara bersandar ke depan pada sesuatu untuk akhirnya naik dan turun atas langkah, dan peregangan dengan lutut lurus dan dengan lutut ditekuk harus dilakukan untuk mengembalikan panjang jaringan sebelum recommencing kegiatan kuat.

Penulis: Jonathan Darah-Smyth Pengarang: Jonathan Darah-Smyth

LBP

Nyeri Punggung Sementara di populasi adalah Umum Umum, lumbosakral regangan murah terkilir memang terjadi Dalam, Kegiatan tertentu murah Olahraga, DENGAN keseleo ligamen Dari musculo-pagar Kompleks penyebab sakit Umum. Sementara nyeri punggung adalah umum di populasi umum, lumbosakral strain dan terkilir memang terjadi dalam kegiatan tertentu dan olahraga, dengan keseleo dari musculo-ligamen kompleks penyebab paling umum sakit. Sekitar 10 Persen Ujug Dari Cedera Olahraga PADA Orang muda Bisa Kembali Terkait, DENGAN keseleo otot pos daftar, diikuti oleh Cedera disk. Mungkin sekitar 10 persen dari cedera olahraga pada orang muda bisa kembali terkait, dengan keseleo otot pos daftar, diikuti oleh cedera disk. The terkilir ligamen Ujug Dari hasil kontraksi otot Tiba-Tiba Menarik Sebuah memutar, Sendi Tiba-Tiba atau membereskan KUAT Dari Posisi membungkuk. The terkilir ligamen mungkin hasil dari kontraksi otot tiba-tiba menarik sebuah memutar, sendi tiba-tiba atau membereskan kuat dari posisi membungkuk.

Ada sejumlah gede ligamen Dalam, Tulang Belakang Kolom, Yang semuanya dapat Terluka, tetapi rentan terhadap Yang Paling Cedera ligamen posterior adalah Lebih, Yang Tidak keduanya sekuat beberapa Orang lain Lebih murah biasanya membentang di fleksi postur Kita SERING mengadopsi Aktivitas. Ada sejumlah besar ligamen dalam kolom tulang belakang, yang semuanya dapat terluka, tetapi yang paling rentan terhadap cedera adalah lebih posterior ligamen, yang keduanya tidak sekuat beberapa orang lain dan lebih biasanya membentang di postur fleksi kita sering mengadopsi aktivitas. Jika otot-otot atau tendon Daerah Yang ini biasanya robek otot berkontraksi KARENA ITU KUAT sementara juga sedang meregang PADA SAAT Yang sama, Yang mengarah ke Terlalu BANYAK Kekuatan regangan melalui Sistem murah keparahan Bervariasi. Jika otot atau otot-daerah tendon yang robek ini biasanya karena otot berkontraksi kuat sementara itu juga sedang meregang pada saat yang sama, yang mengarah ke terlalu banyak kekuatan melalui sistem dan strain keparahan bervariasi. Nyeri biasanya di Sisi Tulang Belakang DENGAN dekat Tempat Cedera kebohongan murah spasme otot Ujug ada Tulang Belakang Lokal, DENGAN Tidak ada faktor Negatif seperti sakit parah atau Punggung Yang gejala Umum kesemek. Nyeri biasanya di sisi tulang belakang dekat dengan tempat cedera kebohongan dan mungkin ada spasme otot tulang belakang lokal, dengan tidak ada faktor negatif seperti sakit punggung yang parah atau gejala umum kaki.

Kegiatan Selama beban dimasukkan melalui Tulang Belakang lumbal Yang sangat Berat badan Tinggi sebagai kontraksi otot dikalikan DENGAN murah SERING oleh momentum. Selama kegiatan beban dimasukkan melalui tulang belakang lumbal yang sangat tinggi sebagai berat badan dikalikan dengan kontraksi otot dan sering oleh momentum. Beban Yang sangat Tinggi Dalam, Gerakan dikombinasikan tertentu seperti membungkuk ke Samping murah berputar Bersama-sama, murah Dalam, Posisi ini mayoritas terjadi regangan murah keseleo. Beban yang sangat tinggi dalam gerakan dikombinasikan tertentu seperti membungkuk ke samping dan berputar bersama-sama, dan dalam posisi ini mayoritas strain dan keseleo terjadi. Cedera ini dapat mengganggu stabilitas inti Tulang Belakang murah mempengaruhi rasa Posisi Sendi, Tulang Belakang cara membuat rentan terhadap Cedera Lebih lanjut Lebih. Cedera ini dapat mengganggu stabilitas inti tulang belakang dan mempengaruhi rasa posisi sendi, membuat tulang belakang lebih rentan terhadap cedera lebih lanjut.

Fisioterapis Akan mendorong pasien UNTUK menggunakan Aktivitas Istirahat, es lembut selama periode murah akut, murah mengambil analgesia Yang biasa diresepkan. Fisioterapis akan mendorong pasien untuk menggunakan aktivitas istirahat, es dan lembut selama periode akut, dan mengambil analgesia yang diresepkan biasa. Stres ke Daerah Harus tersebut diminimalkan murah fisio dapat mengajarkan pasien cara termudah mengelola Kegiatan Sehari hari Tanpa beban Yang Tidak njaluk diterapkan. Stres ke daerah tersebut harus diminimalkan dan fisio dapat mengajarkan pasien cara termudah mengelola kegiatan sehari hari tanpa beban yang tidak perlu diterapkan. Menjaga tingkat Umum Aktivitas didorong kecuali rasa sakit sangat parah Yang murah membatasi pasien parah. Menjaga tingkat umum aktivitas didorong kecuali rasa sakit yang sangat parah dan membatasi pasien parah. The fisio Akan secara bertahap latihan Kemajuan murah memperkenalkan inti Pekerjaan stabilitas murah peregangan Dari Waktu ke Waktu. The fisio akan kemajuan latihan secara bertahap dan memperkenalkan inti pekerjaan stabilitas dan peregangan dari waktu ke waktu. Hal ini Result UNTUK Terus meningkatkan tingkat stres melalui Tulang Belakang oleh peningkatan Gradasi Sampai Dalam, Aktivitas yang normal dapat dikembalikan Fungsi KARENA Terlalu lama proses dapat menjalankan risiko rasa sakit murah Fungsi penurunan menjadi kronis. Hal ini penting untuk terus meningkatkan tingkat stres melalui tulang belakang oleh peningkatan gradasi dalam aktivitas sampai fungsi normal dapat dikembalikan karena terlalu lama proses dapat menjalankan risiko rasa sakit dan penurunan fungsi menjadi kronis.

Penulis: Jonathan Darah-Smyth Pengarang: Jonathan Darah-Smyth

Bagaimana Fisioterapi dapat membantu Pasien Cedera Spinal Cord

Sports injuries and car accidents, among other injuries, can cause spinal cord injury. Olahraga cedera dan kecelakaan mobil, antara cedera lainnya, dapat menyebabkan cedera tulang belakang. The range of spinal cord injury is wide. Kisaran cedera tulang belakang yang lebar. Some of these injuries are fairly minor and will heal well with a limited amount of physiotherapy, while others need physiotherapy for the rest of their lives. Beberapa cedera cukup ringan dan akan sembuh dengan baik dengan jumlah terbatas fisioterapi, sementara yang lain perlu fisioterapi selama sisa hidup mereka.

As always with physiotherapy, the first step is evaluation. Seperti biasa dengan fisioterapi, langkah pertama adalah evaluasi. A plan is formulated that will include therapies specific to the kind of spinal cord injury the patient has. Sebuah rencana dirumuskan yang akan mencakup terapi khusus untuk jenis cedera tulang belakang pasien. Neck injuries can cause quadriplegia, which requires special treatments. Cedera leher dapat menyebabkan quadriplegia, yang memerlukan perawatan khusus.

An important issue in spinal cord injury is the level of the damage. Sebuah isu penting dalam cedera tulang belakang adalah tingkat dari kerusakan. If a physiotherapy program is not followed faithfully, the spine will begin to atrophy below the level of the spinal cord injury. Jika sebuah program fisioterapi tidak diikuti dengan setia, tulang belakang akan mulai atrofi bawah tingkat cedera tulang belakang. The spine will shrink and the whole body below that point will become weaker as time goes by. Tulang akan menyusut dan seluruh tubuh di bawah titik yang akan menjadi lemah seiring berjalannya waktu.

It is important that spinal cord injury patients get exercise of some form. Adalah penting bahwa pasien cedera sumsum tulang belakang berolahraga beberapa bentuk. They are prone to osteoporosis and heart problems, among other conditions. Mereka rentan terhadap masalah osteoporosis dan jantung, antara lain. If there is a total lack of exercise, these risk factors become even more pronounced. Jika ada kekurangan total berolahraga, faktor-faktor risiko menjadi lebih jelas.

Physiotherapy for spinal cord injury involves exercising and stimulating the nerves and muscles below the level of the damage. Fisioterapi untuk cedera tulang belakang melibatkan berolahraga dan merangsang saraf dan otot di bawah tingkat kerusakan. This will allow patients with spinal cord injury to stay in good physical condition where they can. Hal ini akan memungkinkan pasien dengan cedera sumsum tulang belakang untuk tetap dalam kondisi fisik yang baik di mana mereka dapat. That way, if a cure becomes available, they will not be too weakened to benefit from it. Dengan begitu, jika obatnya telah tersedia, mereka tidak akan terlalu lemah untuk manfaat darinya.

Every exercise the physiotherapy personnel go through with the spinal cord injury patient should be video-taped. Setiap latihan personil fisioterapi melalui dengan pasien cedera tulang belakang harus direkam video. This allows work to go on at home with an example of each exercise. Hal ini memungkinkan untuk pergi bekerja di rumah dengan contoh dari setiap latihan. Range-of-motion exercises are done by a caregiver, who moves the limbs so that they will not become set in one position. Range-of-gerakan latihan yang dilakukan oleh pengasuh, yang menggerakkan anggota badan sehingga mereka tidak akan menjadi diatur dalam satu posisi.

For spinal cord injury patients who are not quadriplegics, there is physiotherapy using mats. Untuk pasien cedera tulang belakang yang tidak lumpuh, ada fisioterapi menggunakan tikar. These mats are raised off the floor, and can be operated by a hand crank or a power system. Tikar ini diangkat dari lantai, dan dapat dioperasikan dengan engkol tangan atau sistem kekuasaan. The physiotherapist will give exercises where the patient lies on the side, back, or stomach and works out or sits up and works out. Fisioterapis akan memberikan latihan di mana pasien berbaring pada sisi, punggung, atau perut dan bekerja keluar atau duduk dan bekerja keluar.

There are many restorative therapies in physiotherapy for spinal cord injury patients. Ada terapi restoratif banyak fisioterapi bagi pasien cedera tulang belakang. These include electrical stimulation, biofeedback, vibrational therapy, laser therapy and other stimulation activities. Ini termasuk stimulasi listrik, biofeedback, terapi getaran, terapi laser dan kegiatan stimulasi lainnya. Aqua therapy is also a physiotherapy method that is conducive to progress in spinal cord injury patients. Aqua terapi juga merupakan metode fisioterapi yang kondusif untuk kemajuan pasien cedera tulang belakang.

With all these therapies, spinal cord injury patients can sometimes restore themselves to earlier functioning. Dengan semua terapi, pasien cedera sumsum tulang belakang kadang-kadang dapat memulihkan diri untuk fungsi sebelumnya. Other times, they can simply keep their bodies from deteriorating as they wait for a cure. Lain kali, mereka hanya dapat menjaga tubuh mereka dari memburuk saat mereka menunggu untuk menyembuhkan.

Spinal cord injury research is being conducted constantly. Penelitian kabel cedera tulang belakang sedang dilakukan terus-menerus. Physiotherapy is one of the fields that are being explored. Fisioterapi merupakan salah satu bidang yang sedang dieksplorasi. One study is putting spinal cord injury patients in harnesses over treadmills stimulating walking. Satu studi yang menempatkan pasien cedera tulang belakang dalam memanfaatkan lebih dari treadmill merangsang berjalan. They are trying to find a way to help people walk again who had given up hope of doing so. Mereka mencoba menemukan cara untuk membantu orang berjalan lagi yang telah putus asa untuk melakukannya.

Physiotherapy gives hope for spinal cord injury patients. Fisioterapi memberikan harapan bagi pasien cedera tulang belakang. It allows them to have the most normal functioning that they are currently able to have. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki fungsi paling normal bahwa mereka saat ini mampu untuk memiliki. Perhaps when a cure comes outcomes will be even better. Mungkin ketika penyembuhan datang hasil akan lebih baik. However, physiotherapy will probably always be needed for spinal cord injury patients. Namun, fisioterapi mungkin akan selalu dibutuhkan bagi pasien cedera tulang belakang.