Oleh: HLA & alat fisioterapi
Perlemakan hati nonalkoholik dijumpai pada 10-24% dari populasi di berbagai negara dan dapat berkembang menjadi penyakit hati tahap akhir (sirosis). Abnormalitas nilai laboratorium yang sering terlihat adalah peningkatan kadar aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT) dalam serum.Meningkatnya kadar asam lemak intrahepatik merupakan sumber stres oksidatif yang akan berperan dalam perkembangan steatosis menjadi steatohepatitis yang akhirnya menjadi sirosis. Belum terdapat terapi standar untuk perlemakan hati non-alkoholik, dan antioksidan diperkirakan bermanfaat.
Terapi yang dapat diberikan pada perlemakan hati non-alkoholik antara lain dari perubahan diet dan penurunan berat badan, insulin sensitizer (metformin), dan ursodeoxycholic acid & obat penurun kadar lipid. Antioksidan pada studi hewan coba, memberikan perlindungan terhadap kerusakan lebih lanjut dari perlemakan hati.
Grape seed extract/GSE (ekstrak biji anggur) dapat menurunkan tingkat keparahan kerusakan organ yang diinduksi oleh iskemik/ reperfusi, menghambat infiltrasi neutrofil, dan mengatur pelepasan mediator inflamasi. Polifenol yang terkandung dalam benih anggur adalah resveratrol, yang dapat mengganggu pertumbuhan dan proliferasi sel kanker serta menginduksi apoptosis.
Studi yang dilakukan Khoshbaten dan rekan-rekan, yang dipublikasikan dalam The Saudi Journal of Gastroenterology tahun 2010, yang membandingkan pemberian GSE dan vitamin C pada pasien dewasa dengan perlemakan hati non-alkoholik. Sebanyak 15 pasien pada masing-masing kelompok mendapat vitamin C 1000 mg tiap 12 jam atau GSE 100 mg. Pasien pada kedua kelompok terdiri dari pasien dengan diabetes melitus, hipertensi, dan hiperlipidemia. Pasien selanjutnya diikutipada bulan pertama, kedua, dan ketiga.
Hasil dari studi ini antara lain: tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai kadar AST dan alkaline phosphatase (ALP) selama 3 bulan. Namun, kadar ALT menurun secara bermakna pada kelompok GSE. Ukuran hati, limpa, dan vena porta juga dinilai dan tidak menunjukkan perubahan yang bermakan dari ketiga organ tersebut pada kedua kelompok. Kelompok yang mendapat GSE mengalami perbaikan dalam derajat steatosis. Tidak dilaporkan efek samping dari studi ini.
Efek terapetik GSE pada studi ini adalah penurunan kadar ALT dalam serum yang mana ALT nampaknya merupakan parameter yang paling penting dari fungsi hati. Masih belum jelas pula yang mana yang mengalami perbaikan lebih dulu (parameter biokimia yaitu penurunan ALT atau steatosis secara histologis yaitu penurunan derajat steatosis). Namun, semakin lama terapinya, semakin baik pula hasilnya. Dan dari studi ini peneliti menyimpulkan adalah bahwa pemberian GSE selama 3 bulan memberikan efek yang bermanfaat pada pasien dengan perlemakan hati non-alkoholik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar