SEJAK HIV ditemukan 30 tahun silam pada pekan ini, sudah 30juta orang meninggal akibat penyakit ini. Si virus terus menyebar dengan rasio penularan 7.000 orang per hari secara global seperti dilansir PBB.
Tak ada banyak berita bagus jika membicarakan virus mematikan ini. Namun dari sekian banyak berita suram, ada satu yang membuat para ilmuwan tercengah. Cerita yang dijuluki "pasien Berlin" ini begitu mengagumkan dan menarik banyak perhatian di kalangan komunitas pemerhati HIV.
Timothy Ray Brown menderita leukemia dan HIV saat menerima transplantasi sel sumsum tulang belakang di Berlin, Jerman pada 2007. Transplantasi tersebut berasal dari seorang pria yang disebutkan kebal terhadap HIV, menurut para ilmuwan sekitar 1 persen ras Caucasian memiliki kekebalan tersebut. Menurut keterangan yang ada sifat tersebut kemungkinan diturunkan dari nenek moyang yang kebal terhadap penyakit berabad-abad silam.
Apa yang terjadi selanjutnya benar-benar mengejutkan para ilmuwan yang melakukan monitoring mendetail terhadap Brown: HIV dalam tubuhnya lenyap entah kemana.
"Tubuhnya tak mereplika virus dan ia tak mengkonsumsi obat apapun. Kemungkinan ia sekarang tak ada masalah dengan HIV," terang dokter Gero Huetter pada wartawan Senin (6/6) kemarin.
Brown sekarang tinggal di Bay Area dan menderita efek gangguan syaraf ringan pascaoperasi. "Hal ini membuat saya sangat bahagia," tutur Brown menilik penyembuhan yang mengagumkan tersebut.
Pengembangan obat-obatan anti-retroviral pada 1990an adalah harapan pertama terhadap epidemi, mengubah penyakit pembunuh instan menjadi penyakit yang bisa diatasi sehingga penderitanya bisa hidup selama puluhan tahun.
Namun tetap saja, campuran obat-obatan ajaib tersebut sangat mahal, menelan biaya 13miliar per tahun dalam pengembangan di satu negara saja. Jumlah tersebut diperkirakan naik tiga kali lipat dalam 20 tahun ke depan, sehingga meningkatkan kekhawatiran orang-orang yang terjangkit tak bisa lagi menutupi biaya perawatan.
Meski kisah Brown luar biasa, ilmuwan dengan cepat mengingatkan jika transplantasi sumsum tulang belakang bisa berakibat fatal. Tak mungkin jika perawatan Brown bisa diberikan kepada 33,3 juta orang seluruh dunia yang hidup dengan HIV.
Penemuan ini menimbulkan semangat "penelitian untuk penyembuhan" papar Dr. Jay Levy yang turut serta sebagai penemu awal HIV tiga puluh tahun silam. Cara ini sebelumnya tak terpikirkan oleh para ilmuwan semenjak bertahun-tahun sebelumnya. Sumber balipost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar