Makalah Ilmiah
Workshop “Nerve Mobilitation” dan Temu Alumni Fisioterapi
Ergonomic Exercises Pasca Nerve Mobilitation
Oleh Anshar Ramada Teja
Makassar, 12 Maret 2009
Rasionalisasi
Ergonomic adalah pendekatan natural dalam bekerja, dimana seseorang setelah bekerja akan mengalami kelelahan. Kelelahan ini tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya “performance” seseorang dan perlu diantisipasi dengan pendekatan istirahat yang sesuai dengan “Hukum alamiah dalam bekerja”.
Umumnya pekerjaan saat ini menciptakan hipomobility dan cenderung memberikan pembebanan static, misalnya:
Hasil penelitian di Singapura, para tenaga kerja banyak yang menderita Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%, demikian pula penelitian di Paris terhadap 1505 tenaga kerja, 16 % mengalami gangguan musculoskeletal dan 47% diantaranya didominasi oleh gangguan hipomobility. Keadaan ini cenderung menjadi Trigger factor pada kasus Cummulative Traumatik Disorder (CTD).
Ergonomic exercises
Latihan ergonomic ( Ergonomic exercises) didisain untuk digunakan saat masa istirahat kerja di tempat kerja (workstation area) dan dapat membantu untuk mengurangi rasa kurang nyaman pada seseorang karyawan, karena melalui disain ini dapat memfasilitasi berkurangnya sakit kepala, strain pada mata, leher, punggung dan pinggang, bahu dan nyeri pada pergelangan tangan
Ergonomic exercises berbentuk latihan-latihan yang singkat dan dapat dilakukan secara regular saat waktu-waktu tertentu (istirahat) di tempat kerja.
Tujuan Ergonomic exercises adalah tercapainya “pain-free movement” melalui
Pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf
Mencegah pembebanan statik
Normalisasi mikrosirkulasi saraf
Koreksi postural
Mobilisasi sendi, jaringan lunak
Prinsip neurofisiologi dari Ergonomic exercises
Disain Ergonomic exercises menggunakan prinsip Contraction-Hold-Relax adalah proses penyesuian terhadap karakteristik neurofisiologis dari jaringan konraktil, seperti:
1. The Muscle spindle (organ sensoris utama dari otot dan tersusun dari serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal). Muscle spindle memonitor kecepatan dan durasi penguluran.
2. The Golgi tendo organ (GTO) (merupakan organ yang sensitif terhadap “Tension” otot, dimana saat tension otot berhasil ditimbulkan secara kuat, maka GTO akan menstimulasi rileksasi otot)
Perlu diingat, bahwa latihan ini tidak boleh menimbulkan rasa nyeri dan rasa kurang nyaman.
Mengapa Kita Harus Melakukan Ergonomic Exercises
Seringkali dilupakan bahwa kasus yang ditangani oleh fisioterapis berupa perasaan kurang enak dan limitasi gerak fungsional setelah diberikan treatment yang adekuat seperti nerve mobilitation beberapa saat akan menunjukkan kemajuan yang berarti. Tetapi beberapa hari kemudian akan muncul kembali. Tentunya hal ini akan menimbulkan rasa frustasi bagi kedua belah pihak (fisioterapis dan klien), sehingga dibutuhkan analisis mendalam dan komprehensif segala faktor yang terkait dalam pengentasan masalah klien. Sebagai salah satu rekomendasi yang perlu diberikan adalah perubahan mindset untuk memahami aspek latihan mandiri dan terkontrol, misalnya dengan ergonomic exercises.
Petunjuk latihan Ergonomic exercises
• Kontraksi otot dengan kuat dan rasakan kontraksi tersebut
• Tahan kontraksi otot tersebut selama 5-10 second
• Lemaskan otot tersebut sampai terasa rileks
• Ulangi latihan tersebut sekali lagi
Prosedur Ergonomic Exercises
A. Tangan dan Pergelangan Tangan
Latihan 1
Ekstensi tangan kemudian buatlah genggaman pada tangan.
Latihan 2
Bengkokkan tangan pada sendi metacarpophalangeal, kemudian pertahankan agar jari-jari tersebut tetap lurus lalu ekstensikan.
Latihan 3
Saling genggamkan kedua tangan, putar tangan hingga telapak tangan menghadap ke atas lalu pertahankan posisi tersebut. Lanjutkan dengan memutar hingga telapak tangan menghadap ke bawah.
Latihan 4
Sendi siku dalam keadaan lurus, pegang tangan dengan tangan yang satu. Tekuk sendi pergelangan tangan sambil mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Pindahkan tangan ke sisi telapak tangan dan dorong ke atas ke arah ekstensi sendi pergelangan tangan dengan tetap mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Lakukan pada ke dua tangan
B. Bahu dan Leher
Latihan 1
Dalam posisi duduk, angkat kedua siku ke atas dan kedua tangan saling digenggamkan di belakang kepala. Tarik siku ke belakang hingga terasa penguluran, kemudian kembalikan posisi siku ke depan hingga keduanya saling bertemu.
Latihan 2
Duduk, posisikan kedua siku sejajar dengan level ketinggian bahu, bengkokkan kedua lengan hingga tangan menyentuh bahu. Kemudian luruskan kembali
Latihan 3
Dalam posisi duduk di atas kursi kerja. Pertemukan kedua tangan dlam keadaan ekstensi di atas kepala, kepala dalam keadaan rileks dan secara perlahan melakukan laterofleksi ke kanan dan kiri. Pertahankan agar posisi tubuh tetap dalam keadaan lurus.
Latihan 4
Dalam posisi duduk, rilekskan bahu kemudian angkat kedua bahu ke atas dan pendekkan leher.
Latihan 5
Duduk dengan kedua tangan pada bagian belakang badan. Satu tangan diletakkan di antara kedua scapula, tangan yang lain mendorong ke bawah dengan dorongan di sekitar siku. Ganti dengan sisi yang lainnya.
Latihan 6
Posisi berdiri atau duduk; palingkan kepala ke kanan dan ke kiri. Pertahankan agar kepala dan tulang belakang tetap lurus.
C. Anggota Gerak Atas
Latihan 1
Duduk, satu tangan menyilangi dada sedangkan tangan yang lain menekan di siku. Palingkan kepala ke arah bahu dari tangan yang sedang diberikan tekanan. Ulangi untuk tangan yang sebelahnya.
Latihan 2
Duduk, kedua siku diangkat selevel ketinggian bahu, putar badan ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang perlahan
Latihan 3
Duduk, kedua siku diangkat sebatas level bahu dan tekuk kedua siku hingga tangan saling bertemu di depan dada. Luruskan legan ke samping dan belakang. Kembalikan kedua lengan ke depan.
D. Pengurangan Ketegangan
Latihan 1
Posisi duduk di kursi, kedua kaki menapak di atas lantai dan tangan di letakkan di kedua lutut. Ekstensikan kedua tungkai dan lengan hingga terulur sepenuhnya, jari-jari tangan dan jari-jari kaki ekstensi kemudian kembali ke keadaan semula lalu rileks.
Latihan 2
Duduk. Secara bergantian ibu jari kaki disentuh dengan tangan yang kontralateral. Sementara tangan yang ipsilateral ke arah atas kepala, sehingga terjadi penguluran secara nyaman pada area trunkus. Kepala harus berpaling melihat tangan yang diangkat
Latihan 3
Ambil waktu sejenak untuk berdiri sambil berjalan beberapa saat untuk membantu meluruskan badan serta melatih tungkai secara general.
Latihan 4
Posisi duduk, kedua tangan disisi belakang badan, satu di sisi atas bahu dan satunya di sisi bawah bahu. Berusahalah untuk saling mempertemukan kedua tangan tersebut. Lakukan untuk tangan satunya dan ulangi latihan tersebut
Rekomendasi tambahan dalam pencegahan CTD pada klien adalah:
• Hindari beban kerja static saat bekerja
• Beban angkat dan angkut tidak melebihi standar ILO
• Pada pekerja computer, istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
• Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
• Lakukan peregangan dan senam saat istirahat (ergonomic exercises)
Referensi:
Carolyn Kisner dan Lynn Allen Colby, 1996, Therapeutic Exercises Foundations and Techniques, 3rd Edition, F.A. Davis Company, Philadelphia, USA
Tarwaka dkk, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, Indonesia
Noor Fitriana, Bekerja di depan Komputer yng ergonomis, diakses dari www.batikjogja wordpress.com tanggal 5 januari 2009
Occupational Health, Safety and Welfare, 2009, Ergonomic Exercises, Hampshire Fire and Rescue Service, diakses dari www.ergonomic.com tanggal 20 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar