Pada beberapa kasus, suara akan kembali normal tanpa pengobatan pada tahun pertama setelah terjadinya kerusakan. Karena itu dokter seringkali menunda pembedahan minimal 1 tahun untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyembuhan spontan. Selama masa penundaan ini biasanya penderita dianjurkan menjalani terapi suara, yaitu melakukan latihan-latihan untuk memperkuat pita suara atau untuk memperbaiki pengontrolan pernafasan selama berbicara. Misalnya penderita dianjurkan untuk berbicara lebih lambat atau membuka mulutnya lebih lebar ketika berbicara.
Ada 2 macam pembedahan:
Menambahkan sejumlah bahan ke dalam pita suara yang lumpuh, biasanya teflon.
Pada saat ini juga digunakan kolagen, silikon dan lemak tubuh. Penambahan bahan ini akan memperkecil rongga diantara kedua pita suara sehingga pita suara yang normal dapat bersentuhan lebih dekat dengan pita suara yang normal sehingga bisa memperbaiki suara.
Merubah posisi pita suara.
Dilakukan penggeseran pitayang lumpuh sehingga lebih dekat ke garis tengah. Dengan demikian, pita suara yang lumpuh bisa bersentuhan dengan pita suara yang normal.
Kedua jenis pembedahan tersebut bisa memperbaiki suara dan proses menelan. Setelah menjalani pembedahan, penderita juga mengikuti terapi suara. Untuk kelumpuhan 1 sisi diberikan suntikan teflon pada pita suara yang lumpuh sehingga letaknya mendekati garis tengah dan pita suara yang lainnya bisa bersentuhan. Dengan demikian, selama proses menelan saluran udara tetap terlindungi dan suara penderita dapat diperbaiki.
Untuk kelumpuhan 2 sisi, dilakukan trakeostomi (pembedahan untuk membuat sebuah lubang ke dalam trakea melalui leher) sehingga udara tidak perlu melewati pita suara. Trakeostomi ini bisa bersifat menetap atau hanya digunakan selama terjadinya infeksi saluran pernafsan. Bisa juga dilakukan aritenoidektomi (pembedahan untuk memisahkan kedua pita suara secara permanen); hasilnya saluran udara terbuka lebar tetapi kualitas suara menjadi lebih jelek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar