Perkembangan otak manusia yang sangat peka terjadi pada masa prenatal dan beberapa bulan setelah kelahiran. Pada masa sebelum kelahiran 250 ribu sel-sel otak terbentuk setiap menit melalui proses pembelahan sel yang disebut mitosis. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi otak. Periode yang terpenting pada pertumbuhan otak anak adalah pada trimester pertama kehamilan, dimana pada saat itu masih banyak ibu yang masih belum menyadari kehamilannya. Pada periode tersebut pertumbuhan otak sangat peka pada pengaruh lingkungan, seperti gizi ibu, infeksi, rokok, minuman alcohol, obat-obatan dan bahan toksik lainnya. Pada waktu dilahirkan hanya memiliki otak seberat 2,5% dari berat otak orang dewasa. Syaraf-syaraf yang ada dipusat susunan syaraf belum berkembang dan berfungsi sesuai perkembangannya. Setelah lahir sebagian besar sel-sel otak yang berjumlah 100 milyar terbentuk secara matang yamg dimulai dari atas yaitu kepala dan berlanjut secara teratur kebagian bawah tubuh (cephalo caudal).
Pertumbuhan otak manusia juga sangat unik dimana pada bayi baru lahir pertumbuhan otaknya belum sempurna. Pertumbuhan korteks serebri belum mencapai 100%. Pada waktu itu pertumbuhan korteks infragranular yang fungsinya mengontrol reflex baru mencapai 80%, pertumbuhan korteks granular baru tumbuh 75% dan korteks supragranular baru mencapai 50%. Pada usia anak 3 tahun otak anak telah mencapai 90% potensi penuhnya. Otak anak mengalami proses yang dinamis, menggunakan pengalaman untuk membentuk jaringan saraf yang paling efisien. Perkembangan fungsi luhur (neurobehavior) menghubungkan perilaku manusia dengan susunan saraf pusat. Peran asuhan dini pada perkembangan fungsi luhur sangat penting, karena perkembangannya di mulai sejak bayi. Fungsi luhur ini terdiri dari atensi, bahasa, memori, kemampuan visuospatial, dan fungsi ekskutif.
Kemampuan otak adalah asimetri, artinya hemisper kiri dan kanan mempunyai kemampuan yang tidak sama, keadaan ini di sebut spesialisasi. Agar kedua hemisper berkembang dengan baik di butuhkan stimulasi yang seimbang. Adanya konsep periode kritis dan plastisitas memperjelas mengapa usia dini yaitu zero to three atau masa tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat penting. Pencegahan penyimpangan perkembangan, maupun mengoptimalkan perkembangan anak dapat di lakukan dengan memanfaatkan periode kritis ini. Pada periode kritis tersebut, otak anak juga mempunyai plastisitas yang tinggi, dimana sering menjadi dasar dari konsep deteksi dini dan stimulasi dini. Pertumbuhan organ tubuh tidak berlangsung secara bersamaan, demikian juga pertumbuhan otak, berbagai bagian otak yang berbeda akan mengalami maturitas pada waktu dan kecepatan yang berbeda pula. Terdapat periode tertentu di mana kesempatan ataupun resiko yang besar, kalau perode tersebut terlewatkan, yaitu suatu periode bila bagian otak tertentu masih sedang dalam pertumbuhan yang intensif dan fleksibel. Periode ini di sebut periode kritis atau jendela kesempatan atau masa keemasan ( golden period).
Di sebut masa kritis karena pada masa itu tumbuh kembang anak sangat spesifik, mempunyai waktu yang terbatas, terjadi pada awal kehidupan suatu organism, selama masa itu organism sangat peka terhadap lingkungna yang dapat mempengaruhi setiap tahap dalam tumbuh kembangnya. Bila mana otak tidak menerima stimulasi tepat pada waktunya (sebelum periode kritis lewat) maka hubungan yang di perlukan tidak pernah terbentuk dan bagian otak yang mengontrol bagian-bagian tubuh tidak sepenuhnya berkembang. Sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak, saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik mengalami proses neurological maturation. Pada anak usia 5 tahun saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik yang di lakukan secara halus
Perbedaan fungsi otak
Otak kiri | Otak kanan |
|
|
Asuhan Dini
Asuhan dini adalah pengasuhan pada awal kehidupan anak, sejak konsepsi sampai anak siap masuk sekolah dasar. Prinsip dasar asuhan dini mengacu pada falsafah baru intervensi dini, dimana difokuskan pada upaya pencegahan, intervensi menyeluruh bagi anak dan keluarganya dalam bentuk pelayanan yang terkoordinasi, serta membina kemitraan antara tenaga ahli dengankeluarga dan sebagai indicator keberhasilan tidak hanya IQ tetapi juga kesehatan, perkembangan mental (SQ), social emosi (EQ) dan pendidikan anak. Bahkan Gardner (1996) mengemukakan bahwa terdapat kecerdasan majemuk yang terdiri dari 8 macam kecerdasan yang dapat di stimulasi, yaitu :
1. logical matematika
2. linguistic
3. spasial
4. musical
5. gerak tubuh kinestetik
6. interpersonal
7. intrapersonal
8. naturalistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar