Senin, 13 September 2010

Senam Haji

Haji adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa’i, wukuf di padang arofah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi titah dan mengharap keridhaaNya. Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Dalam ibadah haji terdapat serangkaian ibadah yang berupa bekal mental, tetapi lebih dari itu ibadah haji membutuhkan bekal fisik dan harta benda. Bekal mental disiapkan dengan mendekatkan diri kepada Allah, bekal harta disiapkan selama bertahun-tahun dengan bekerja dan berusaha. Bekal fisik harus disiapkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, bisa dilakukan dengan cara latihan rutin selama minimal 3 bulan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bertanggung jawab pada gangguan gerak dan fungsi, mempunyai peranan yang besar dalam menyiapkan bekal fisik. Salah satunya dengan memberikan latihan berupa senam haji, yang bisa dilakukan selama 26-36 kali sebelum keberangkatan. Menurut penelitian Djohan Aras, (2004) Fisioterapi senam haji ini telah meningkatkan kebugaran jasmani sekitar 26, 49%. Dengan senam haji ini diharapkan calon jema’ah haji dapat beribadah dengan baik sehingga tercapai tujuan ibadah itu sendiri yaitu untuk mencapai ketaqwaan yang tergambar dalam haji mabrur.

PENDAHULUAN
Haji merupakan serangkaian
ibadah yang tidak hanya melibatkan batin
saja tetapi lebih dari itu, haji juga
memerlukan kondisi fisik yang prima.
Setiap muslim pasti berkeinginan untuk
bisa berkunjung dan beribadah di Rumah
Allah (Baitullah). Minimal sekali seumur
hidup diwajibkan bagi setiap muslim yang
mampu untuk beribadah haji.
Hal inisesuai dengan firman Allah dalam surat
Ali’Imran (3) : 97 “ Mengerjakan haji
merupakan kewajiban manusia kepada
Allah, yakni bagi orang yang mampu
melaksanakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkarinya, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya ( tidak
memerlukan sesuatu) dari alam semesta”.
Seseorang dianggap mampu untuk beriba-
dah haji bila ia: 1) seorang mukallaf yang
sehat badannya atau bila dia tidak sehat
badannya dalam artian tua, cacat atau sakit
bisa diwakilkan kepada yang lebih mampu;
2) terjamin keamanan jiwa dan harta calon
jemaah haji; 3) Mem-punyai bekal dan
biaya ke tanah suci, bekal ini berarti cukup
harta untuk dirinya sendiri dan untuk yang
ditinggalkannya. (Sabiq, 1994) Bekal dan
kemampuan harus disiapkan sebelum
keberangkatan ke Baitullah. Bekal dalam
melaksanakan ibadah haji meliputi bekal
mental, fisik, maupun harta benda. Dari segi
mental, ibadah haji memerlukan mental
yang baik untuk mampu beribadah dengan
baik. Seseorang harus mampu mengendali-
kan diri dan bersabar. Seperti dalam firman-
Nya: Haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumi, barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakanHaji,
maka tidak boleh rafats, berbuat fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesung-
guhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa
dan bertaqwalah kepada-Ku, hai orang-
orang yang berakal. (QS 2. Al-Baqarah:
197) Dari segi fisik, harus kuat dan mampumenjalankan ibadah yang sarat dengan ke-
giatan fisik. Segi harta benda, seseorang
yang akan pergi haji harus mempunyai
cukup biaya untuk perjalanan ke sana mau-
pun untuk keluarga yang ditinggalkannya.
Pengertian haji sendiri adalah
mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan
ibadah thawaf, sa’i, wukuf di padang
arofah dan ibadah-ibadah lain demi
memenuhi titah dan mengharap keridha-
anya. Haji merupakan rukun Islam yang
kelima.(Sabiq, 1994)
Kesehatan fisik mutlak dibutuhkan
untuk bisa melaksanakan ibadah dengan
baik, walaupun ada beberapa ibadah
tertentu yang bisa diwakilkan kepada
orang lain dengan membayar denda.
Setiap calon jemaah haji mutlak memer-
lukan persiapan fisik yang baik sebelum
berangkat ke tanah suci. Padatnya
kegiatan ibadah di tanah suci menuntut
seseorang yang akan beribadah haji
untuk mempersiapkan diri secara opti-
mal. Selain itu kesehatan fisik juga
diperlukan bagi setiap orang, seperti
sabda Rasullullah SAW “ Sesungguhnya
badanmu mempunyai hak atas dirimu”
(H. R. Bukhari). Pesan ini bermula dari
teguran Rasul Allah kepada beberapa
sahabat yang bermaksud melampaui
batas dalam beribadah, sehingga kebu-
tuhan jasmaninya terabaikan dan kese-
hatannya terganggu. Padahal kesehatan
merupakan kebutuhan manusia yang
paling mendasar. Walau seseorang
tersebut mempunyai kekayaan yang
berlimpah tapi bila dia sakit atau tidak
dalam keadaan yang sehat maka dia tidak
akan bisa menikmati kekayaannya
dengan baik.
Persiapan fisik yang baik perlu
dilakukan karena sekitar 70% dari
aktifitas haji melibatkan aktifitas fisik.
Aktifitas fisik ini sudah mulai dilakukan
sejak di tanah air, diantaranya adalah :
-Latihan manasik haji selama bebe-
rapa bulan. Kegiatan ini ditujukan
agar para calon jema’ah haji bisa
dengan lancar melaksanakan ibadah
haji di tanah suci. Hal ini sesuai
dengan hadist Rasullullah Shallallahu
‘alaihi Wassalam “Ambilah contoh
dariku pelaksanaan ibadah haji
kalian” (H R Muslim).
-Menerima tamu pada acara tasya-
kuran keberangkatan haji dimana
calon jemaah haji memohon pamit
kepada kerabat dan saudara.
-Keberangkatan ke asrama haji
-Ke bandara dan perjalanan ke Arab
Saudi yang memerlukan waktu ± 10
jam.
Kegiatan lain baik wajib maupun
sunah selama di Arab Saudi juga memer-
lukan kondisi fisik yang prima seperti
Umroh, wukuf di Padang Arofah,
Thawaf Ifadhah, Sa’i, Mabit di Muzda-
lifah dan Mina, melontar jamarot, dan
thawaf Wada’. Selain kegiatan di
Makkah Al Mukarromah, ibada
di Madinah seperti ziarah d
nabawi, Jabal uhud dan lain-la
pakan kegiatan ibadah yang mem
penampilan fisik yang prima.
LAYANAN FISIOTERAPI HAJI
Fisioterapi sebagai salah satu
tenaga medis yang bertanggung jawab
terhadap gerak dan fungsi mempunyai
peranan yang cukup besar dalam me-
ningkatkan kesegaran jasmani bagi calon
jemaah haji. Layanan Fisioterapi haji ini
meliputi aspek :
1. Promotif yakni berupa pendidikan
kesehatan dan penyuluhan tentang
sikap/ posisi tubuh yang benar dalam
setiap kegiatan haji.
2. Preventif seperti memberikan senam
dan latihan fisik untuk meningkatkan
kebugaran.
3. Curatif seperti pencarian kasus
sedini mungkin dan pemberian terapi
setepat dan secepat mungkin
4. Rehabilitatif seperti pengembalian
dan pemulihan bagi penderita yang
mempunyai permasalahan gerak dan
fungsi. (Aras, 2004)
TAHAPAN PELAYANAN FISIO-
TERAPI HAJI
Ketika memberikan pelayanna
Fisioterapi, seorang Fisioterapis selalu
melakukan Proses Fisioterapi yang
meliputi : 1) Assesment ; 2) Diagnosis ;
3) Planning ;4) Intervensi ; 5) Evaluasi ;
6) Dokumentasi. (Hardjono, 2002)
1. Assesment
Assesment adalah pemeriksaan
yang dilakukan sebelum menentukan
diagnosis terapi. Yang termasuk asses-
ment adalah pemeriksaan dan evaluasi
pada individu atau kelompok. Assesment
dilakukan pada seseorang atau kelom-
pok yang mempunyai gangguan atau
potensial mempunyai gangguan, keter-
batasan fungsi, ketidakmampuan yang
lain dengan cara pengambilan perjalanan
penyakit (hystory taking), skreening,
test khusus, pengukuran dan evaluasi dari
hasil pemeriksaan melalui analisa dan
sintesa dalam sebuah proses pertim-
bangan. (Hardjono, 2002)
Pada kelompok calon jemaah haji
ini assesment yang dilakukan meliputi dua
kelompok yaitu kelompok yang menga-
lami keluhan dan kelompok yang tanpa
keluhan. Kelompok yang mengalami
keluhan diperiksa sesuai dengan keluhan
yang dideritanya dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak,
dan pemeriksaan khusus. Kelompok
yang tidak mengalami keluhan spesifik
dan kelompok yang mengalami keluhan,
keduanya dilakukan tes Balke untuk
mengukur kesegaran jasmani. Tes Balke
dilakukan dengan mengukur VO2max
yaitu mengukur Volume O2 maximal
yang ada dalam paru. Tes Balke dilaku-
kan dengan cara meminta seseorang testi
untuk berjalan atau berlari sesuai dengan
kemampuannya selama 15 menit. Kemu-
dian jarak yang mampu ditempuh diukur
dalam satuan meter. Cara menen-tukan
Vo2 max dengan rumus sebagai berikut :
Vo2 max = K + ((Y – c) x C)
Keterangan :
X=jarak tempuh
Y=Jarak tempuh /menit (Total jarak
dibagi waktu)
c=Bilangan konstanta : 133
C=Bilangan konstan : 0,172
K=Bilangan konstan : 33,3
Hasil yang didapat dari peng-
hitungan dengan rumus diatas, dinilai
dengan tabel dibawah ini
(Mardiman, 1994)
NO KATEGORI
NILAI Vo2 Max
(ml/kgbb/min)
1 Baik Sekali > 52,1
2 Baik 52 – 42,1
3 Sedang 42 – 34,1
4 Kurang 34 – 28,1
5 Kurang Sekali <>
2. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari peme-
riksaan dan evaluasi dan menyatakan
hasil dari proses pertimbangan/ pemi-
kiran klinis, dapat berupa pernyataan
disfungsi gerak, dapat meliputi kategori
kelemahan, limitasi fungsi, kemampuan/
ketidakmampuan atau sindrom. Diag-
nosis ini menggambarkan keadaan
pasien, menuntun menentukan prognosis
dan menuntun rencana intervensi atau
terapi. (Hardjono, 2002)
Pada kelompok haji ini diagnosis
ditetapkan sesuai dengan hasil assesment
diatas. Bagi kelompok yang mempunyai
keluhan , diagnosis ditetapkan sesuai
dengan hasil pemeriksaan, sedangkan
diagnosis kesegaran jasmani ditetapkan
sesuai dengan hasil tes Balke.
3. Planning
Planning atau perencanaan dimulai
dengan pertimbangan kebutuhan inter-
vensi dan biasanya menuntun kepada
pengembangan rencana intervensi.
Planning dapat menjadi pemikiran
perencanaan alternatif untuk dirujuk
kepada pihak lain bila dipandang
kasusnya tidak tepat bila ditangani oleh
Fisioterapi.
Pada kelompok haji ini planning
yang dibuat adalah sesuai dengan hasil
diagnosis. Untuk keadaan yang berhu-
bungan dengan kesegaran jasmani,
planning yang dibuat adalah untuk
memelihara dan meningkatkan kese-
garan jasmani para calon jemaah haji.
4. Intervensi
Intervensi diimplementasikan dan
dimodifikasikan untuk mencapai tujuan
yang disepakati dan dapat termasuk
penanganan secara manual, peningkatan
gerakan, peralatan fisis, perelatan elektro-
terapeutis dan mekanis, pelatihan fungsional,
penentuan bantuan dan penentuan alat
bantu, instruksi dan konseling, dokumentasi
dan koordinasi dan komunikasi. Intervensi
dapat juga ditujukan pada pencegahan
ketidak-normalan, keterbatasan fungsi,
ketidak-mampuan dan cidera, termasuk
juga peningkatan dan pemeliharaan kese-
hatan, kualitas hidup, kebugaran segala
umur dan segala lapisan masyarakat.
(Hardjono, 2002)
Perencanaan prosedur intervensi
berdasarkan pada :
a.Hasil assesment (pemeriksaan dan
evaluasi) dan diagnosa
b.Prognosisi yang berhubungan dengan
peningkatan kondisi
c.Rencana asuhan Fisioterapi misalnya
intensitas, frekuensi, durasi, urutan dll
d.Kompleksitas dan berat-ringannya
kondisi klinis
e.Kemampuan pasien
f.Harapan pasien/ klien dan keluarga
Pada kelompok haji ini intervensi
yang diberikan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani adalah dengan
memberikan senam haji. Senam haji
merupakan gerakan senam yang meliputi
kelemasan, kelenturan, penguatan,
keseimbangan dan koordinasi. Senam-
nya memadukan antara gerakan fisik dan
rohani dan aransemennya adalah dzikir.
Dengan demikian, maka ada perpaduan
yang intens antara gerak dan dzikir.
Fisioterapi haji sebaiknya dilakukan
selama tiga bulan sebelum menunaikan
ibadah haji yaitu sekitar 26 – 36 kali
pertemuan. Menurut Djohan Aras (2004)
Fisioterapi haji ini telah meningkatkan
kebugaran jasmani sekitar 26, 49%.
Senam Haji ini meliputi : 1) Pemana-
san ; 2) Gerakan Olah napas ; 3) Gerakan
Inti ; 4) Pendinginan dan 5) Haptonomi.
Selain melakukan gerakan tubuh pada
setiap gerakan selalu diiringi dengan dzikir
yang berupa kalimah “Laailaaha Illallah,
Allahu Akbar dan Astaghfirullah.
a.Pemanasan
Posisi awal pemanasan adalah
berdiri tegak dengan kaki sedikit
membuka. Setiap gerakan ditahan hingga
3x lafadz Laailaaha Illallah
Gerakan 1:Tekan dagu dengan tangan
kiri ke arah sebelah kanan
hingga dagu sejajar dengan
bahu kanan. Setelah itu
balas gerakan ke kiri.
Gerakan 2:Tarik kepala sisi kiri dengan
tangan kanan ke arah kanan.
Balas gerakan ke arah kiri.
Gerakan 3:Gerakkan kepala menun-
duk sampai penuh
Gerakan 4: Gerakkan kepala mene-
ngadah.
Gerakan 5: Letakkan lengan kanan
lurus ke arah kiri sejajar
dengan bahu kemudian
lengan kiri, tekankan ke
siku kanan. Kemudian
balas dengan lengan kiri.
Gerakan 6: Letakkan kedua lengan
diatas kepala dan masing-
masing tangan memegang
siku yang berlawanan,
kemudian tarik siku kanan
ke arah kiri. Lakukan juga
untuk siku kiri.
Gerakan 7: Silangkan kaki kanan de-
ngan kaki kiri. Letakkan ta-
ngan kiri di pinggang dan
tangan kanan lurus keatas.
Tarik tubuh ke arah kiri dan
lakukan juga untuk sebelah
kiri.
Gerakan 8:Tekuk kaki kanan ke bela-
kang dan pegang dengan
tangan kiri, tangan kanan
lurus ke samping. Tarik
kaki kanan dengan kaki
kiri sampai maksimal dan
balas dengan kaki kiri.
Gerakan 9: Kedua tangan di pinggang,
kaki kanan dibuka ke sam-
ping lalu tekuk sampai
terasa adanya uluran dari
sebelah mediah tungkai.
Balas ke samping kiri.
Gerakan 10: Berdiri tegak dengan ke-
dua kaki rapat, kemudian
badan dibungkukkan me-
raih kedua ujung kaki de-
ngan pandangan ke lutut.
b.Gerakan Olah Napas
Pada gerakan olah napas ini,
dilafadzkan dalam hati kalimah Allahu
Akbar saat menarik napas melalui hidung
dan kalimat Astaghfirullah saat meng-
hembuskan napas melalui mulut. Posisi
awal gerakan olah napas adalah berdiri
tegak dengan kedua kaki sedikit mem-
buka dan kedua lengan berada di
samping tubuh. Setiap gerakan olah
napas diulang sebanyak 2 (dua) kali.
Gerakan 1:Menunduk kemudian de-
ngan perlahan menengadah
sambil menarik napas, lalu
menunduk sambil meng-
hembuskan napas.
Gerakan 2:Kedua lengan memegang
bahu, kemudian putar ke-
dua tangan atau siku ke
depan atas secara per-
lahan-lahan sambil tarik
napas. Turunkan/putar
kedua tangan/siku ke bela-
kang bawah secara per-
lahan sambil menghem-
buskan napas.
Gerakan 3:Ayunkan kedua lengan ke
arah kanan atas sambil
tarik napas kemudian kem-
balikan kedua lengan seca-
ra perlahan ke posisi se-
mula sambil menghem-
buskan napas.
c.Gerakan Inti
Pada gerakan inti ini, diawali dan
diselingi dengan gerakan peralihan yang
berupa jalan di tempat dengan ayunan
tangan bergantian di depan dada. Gera-
kan peralihan dan gerakan inti ini diulang
sampai 4 x lafadz Laailaaha Illallah.
Gerakan 1: Lari di tempat dengan cara
mengeper yang diawali
dengan kaki kanan
Gerakan 2:Melangkah ke depan em-
pat langkah (dimulai de-
ngan kaki kanan), pada
langkah yang ke-4 kedua
lengan diangkat lurus ke-
atas. Kemudian mundur 4
langkah yang dmulai de-
ngan kaki kiri dan pada
langkah yang ke-4 kedua
lengan diangkat ke atas.
Gerakan 3:Ayunkan kedua lengan ke
depan dengan siku ditekuk
90o
(lengan atas setinggi
bahu), bersamaan dengan
itu langkahkan kaki ke ka-
nan satu langkah lalu kem-
bali ke kiri. Gerakan ini diu-
langi hingga 2x lafadz Laa-
illaha Illallah. Pada lafadz
Laaillaha Illallah yang ke-3,
luruskan kedua lengan ke
depan sambil melangkah ke
kanan 2 x. Pada lafadz
Laillaha Illallah yang ke-4
kembali ke kiri 2 langkah.
Gerakan 3 ini diulangi lagi
setelah gerakan peralihan.
Gerakan 4:Buka kedua lengan ke
samping dengan siku dite-
kuk 90o
(lengan atas diang-
kat setinggi bahu). Bersa-
maan denganitu, langkah-
kan kaki ke kanan 1 lang-
kah lalu kembali ke kiri.
Ulangi hingga 2x Laaillaha
Illallah. Pada lafadz Laaillaha
Illallah yang ke-3 luruskan
kedua lengan ke atas dan te-
kuk kembali (seperti menarik
sesuatu dari atas) sambil me-
langkah ke kanan 2x. Pada
lafadz Laaillaha Illallah yang
ke-4 kembali ke kiri 2 lang-
kah. Setelah gerakan perali-
han, gerakan inti 4 diulangi
lagi.
Gerakan 5 : Kedua tangan mengepal di
depan dada (kepalan ta-
ngan menghadap ke ba-
wah), kemudian tarik ke-
dua siku ke belakang ber-
samaan dengan melang-
kahkan kaki kanan ke
depan sedikit ke samping
dan tarik kembali ke depan
kedua siku diikuti kaki kiri.
Setelah itu kaki kanan
mundur kembali diikuti
kaki kiri (dua langkah kaki
kanan dan kiri adalah 1x
Laaillaaha Illallah). Pada
lafadz Laaillaha Illallah yang
ke-3, angkat kedua kepa-
lan tangan hingga diatas
kepala lalu kembali ke
depan perut. Langkah kaki
sama dengan Lafadz I dan
II. Ulangi gerakan hingga 2x
lafadz Laaillaha Illlallah.
Gerakan 5 diulangi hingga
4x lafadz Laaillaaha Illallah.
Gerakan inti di akhiri de-
ngan gerakan peralihan.
d.Pendinginan
Setiap gerakan pada pendinginan
ini selalu ditahan sampai dengan 4x
Lafadz Laaillaha Illallah.
Gerakan 1: Berdiri tegak dengan kaki
sedikit terbuka, kemudian
luruskan kedua lengan ke
depan dengan tangan sa-
ling berpegangan.
Gerakan 2: Langkahkan kaki kanan ke
depan lalu ditekuk dan
kaki kiri tetap lurus. Le-
takkan kedua tangan lurus
di belakang dengan telapak
tangan ditarik ke arah
punggung tangan.
Gerakan 3: dari gerakan 3, luruskan
kaki kanan yang di depan
dengan telapak kaki di
tekuk dan kaki kiri ditekuk
dan kedua tangan diletak-
kan pada pangkal paha.
Ulur paha kanan bagian
belakang.
Gerakan 4: Berdiri tegak dengan kaki
sedikit terbuka, tarik ke-
dua tangan ke atas dan
saling berpegangan.
Gerakan 5: Ulangi gerakan 2 dengan
kaki kiri di depan.
Gerakan 6: Ulangi gerakan 3 dengan
kaki kiri di depan.
Gerakan 7: Berdiri dengan kaki sedikit
terbuka. Cobalah kumpul-
kan udara dengan menarik
kedua telapak tangan ke
atas setinggi dada sambil
menarik napas (telapak ta-
ngan menghadap ke atas).
Lakukan hingga 2x lafadz
Laaillaha Illallah. Pada
lafadz ke-3, balik tangan
menghadap ke bawah sam-
bil hembuskan napas. Laku-
kan hingga 2x lafadz Laa-
illaha Illallah. Ulangi 1x lagi.
Gerakan 8: Berdiri tegak dengan kaki
sedikit terbuka, angkat
kedua lengan keatas hing-
ga terbuka sejajar dengan
bahu sambil menarik na-
pas. (2x lafadz Laaillaha
Illallah). Kembalikan ke-
dua lengan ke posisi semula
sambil menghembuskan
napas. (2x lafadz Laaillaha
Illallah). Pada lafadz Laa-
illaha Illallah yang ke-5,
angkat kedua lengan dari
samping badan hingga ke-
dua telapak tangan bertemu
diatas kepala sambil mena-
rik napas (2x lafadz Laa-
illaha Illallah) Pada lafadz
Laailaha Illalllah yang ke-
7 dan 8 kembalikan kedua
lengan ke posisi semula
sambil hembuskannapas
bersamaan dengan itu ra-
patkan kaki.
e.Haptonomi
Haptonomi merupakan relaksasi
general dan kepasrahan yang utuh
kepada Yang Maha Kuasa. Langkah-
langkah haptonomi ini adalah ;
a.Tidur terlentang dan atur napas
selonggar mungkin
b.Tutup mata dan dengarkan detak
jantung anda
c.Hilangkan semua masalah di rumah,
di keluarga, tetangaa, pekerjaan dan
di kantor.
d.Pusatkan pikiran hanya kepada Allah
SWT
e.Bayangkan ada tulisan Laailaaha
Illallah dan Allaahu Akbar
f.Hubungkan hati dan fikiran anda
dengan tulisan Laailaaha illallah,
masukkan diri anda bersama dengan
Allah SWT
g.Silahkan tidur.
(Aras, 2004)
5.Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu peme-
riksaan kembali untuk mengetahui hasil
yang sudah didapat dan untuk meren-
canakan program selanjutnya.
6.Dokumentasi
Dokumentasi adalah sistem admi-
nistrasi yang menjamin pasien/ klien
menerima kualitas pelayanan yang tepat,
komprehensif, efisien dan efektif dari
kedatangan sampai selesai. Dokumentasi
biasanya berupa catatan yang dibuat
selama pasien/klien mendapat asuhan
Fisioterapi. (Hardjono, 2002)
KESIMPULAN
Fisioterapi merupakan bagian
intergral dari pelayanan kesehatan yang
bertanggung jawab terhadap gerak dan
fungsi, mempunyai peranan penting
dalam peningkatan kesegaran jasmani.
Kesegaran jasmani mutlak dibutuhkan
oleh seseorang yang menunaikan ibadah
haji, karena 70% kegiatan haji meli-
batkan aktifitas fisik yang membutuhkan
kesegaran jasmani yang baik. Untuk
meningkatkan kesegaran jasmani terse-
but, fisioterapi mempunyai modalitas
yang berupa senam haji yang sebaiknya
dilakukan selama 26 – 36 minggu
sebelum keberangkatan haji. Menurut
hasil penelitian Djohan Aras (2004),
setelah dilakukan Fisioterapi haji (senam
haji) terjadi peningkatan kesegaran
jasmani sebesar 26,49%. Fisioterapi haji
mempunyai tahapan-tahapan pelayanan
yang berupa assesment, diagnosa,
planning, intervensi, evaluasi dan do-
kumentasi. Intervensi yang dipilih untuk
meningkatkan kesegaran jasmani adalah
senam haji yang terdiri atas pemanasan,
gerakan olah napas, gerakan inti,
pendinginan dan haptonomi atau relak-
sasi. Setelah melakukan senam haji,
diharapkan kesegaran jasmani para calon
jemaah haji dapat meningkat, sehingga
seluruh kegiatan ibadah haji di Tanah suci
Makkah dapat berjalan dengan lancar.
Selain melakukan senam haji, sebaiknya
calon jema’ah haji juga melakukan latihan
sendiri di rumah, yang bisa berupa
latihan jalan kaki atau jogging selama 30
menit perhari.

DAFTAR BACAAN
______, Alqu’an dan Terjemahnya,
Departemen Agama RI, 2000
______, Fisioterapi Haji Tingkatkan
Kebugaran, http://www.republika.
co.id/ASP/korandetail. asp?id
=171002 &kat_id=13&kat_id1=
&kat_id2=
_____, Kesehatan Haji, http://www.
geocities.com/yahdi.geo/Kese-
hatan.htm
_____, Olahraga, Kunci Kebugaran
Selama Menunaikan Ibadah Haji,
http://bintanpos.com/
wawancara13:html, 15/11/04.
_____, Tahap-Tahap Pemeriksaan
Kesehatan Calon Jemaah Haji,
http://www.haji.info/index.php?
Isi=berita/beritalengkap& id
berita=1150, 23/06/04
Agus Widodo, Materi Tarbiyah Hajji
Tinjauan Analisis, http://ktpdi.
isnet.org/tarbiyah.php?id=0016,
15/11/04
A. Mustofa Bisri, Nasihat Haji, http://
www.pesantrenvirtual.com/fk/
030.shtml, 15/11/04
A. Sajoto, Peningkatan dan Pembinaan
Kondisi Fisik dalam Olahraga,
Dahara Prize, Semarang, 1995.
Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokro-
negoro, Kesehatan dan Olah-
raga, FKUI, Jakarta, 1984.
Djohan Aras & Fahrul Islam, Buku
Petunjuk Pelaksanaan Senam
Haji, Makasar, 2004
Ewles, Linda & Ina Simnet, Promosi
Kesehatan,Gadjah Mada Univer-
sity Press, Yogyakarta,
Entjang, Indan, dr, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung 1997
Freddy Rangkuti & Siti Haniah, Per-
jalanan Menuju Haji Mabrur
dan Manajemen Waktu, PT
Gramedia Pustaka Utama, Ja-
karta, 2000
Hasbi Ash Shidiqi, Teungku Muhammad,
Pedoman Haji, Pustaka Rizki
Putra, Semarang, 1999
Iskandar Z Adisapoetra dkk., Panduan
Teknis Tes dan Latihan Kese-
garan Jasmani, Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Iptek Olah-
raga Kantor Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga, Jakarta. ,
1999.
Iwan Setiawan, Latihan Kondisi Fisik,
ITB Bandung, 1991.
Johanes Hardjono Sistem Asuhan
Fisioterapi, Makalah Lokakarya
IFI, Surabaya, 2002
Majelis dan Pengembangan Pemikiran
Islam PDM Kota Surakarta,
Tuntunan Praktis Mengerjakan
Ibadah Haji, Lembaga studi Islam
UMS, Surakarta, 2003
M. Quraish Shihab, Haji, http://media.
isnet.org/islam/Paramadina/
Konteks/HajiQS.html, 15/11/
2004
M. Syamsi Ali, Haji Sosial, http://
ktpdi.isnet.org/tarbiyah.
php?id=1102
Mulyono, B, Pengukuran dan Evaluasi
Olahraga, Depdikbud RI UNS,
Surakarta, 1995.
Peni Mutalib, Mengukur Kemampuan
Fisik Pengolahraga secara
sederhana, Penerbit Arcan, 1984.
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah Jilid 5, PT
Al Ma’arif , Bandung, 1994
Sri Mardiman, et all, Dokumentasi
Persiapan Praktek Profesional
Fisioterapi, Pusdiknakes, 1994
Tri Hernowo, Persiapan calon jamaah
Haji Dengan Latihan Kesegaran
Jasmani dan Menu Makanan
Pada Musim Dingin, http://www.
haji.info/index.php? Isi=berita/
beritalengkap&idberita=1141, 25/
06/04
Yusuf Burhanuddin, Haji dan Amanah
Sosial, http://www.pesantren-
virtual.com/hikmah/002.shtml, 28/
03/2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar