Minggu, 13 Maret 2011

Fisioterapi Pada Multiple Sclerosis


A. Pengertian

Multiple sclerosis adalah satu diantara sekian banyak kondisi saraf yang terjadi menjelang dewasa sampai tua. Ditemukan oleh Tuan Auguste D”este pada tahun 1822. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemudian oleh Tuan Martin Charcot menemukan bahwa pada medulla spinalis ditemukan bentuk-bentuk flac, dan bentuk flac tersebut secara mikroskopik merupakan tanda khas dari Multiple Sclerosis, sehingga beliau menyebutnya juga “Flac Sclerosis”. Flac terjadi karena adanya demyelinisasi akibat kerusakan Oligodenroglia sebagai kelanjutan suatu mekanisme inflamasi. Dengan kata lain flac pada medulla spinalis terutama pada substansia alba adalah akumulasi dari sel darah putih dan cairan darah yang rusak dari dari medulla spinalis, karena itu akan terjadi dekstruksi atau kerusakan pada myelin dan neurotransmitternya.

B. Gambaran epidemologi

Kerapkali keluhan dan gejalanya berkurang setelah timbulnya gejala permulaan. Akan tetapi biasanya, terjadi exacerbasi dan penyakit tersebut hampir selalu menjai lebih berat dengan berlalunya waktu. Biasanya penderita Mustiple Sclerosis ini secara progresif menjadi makin cacat dan cachexia (keadaan lemah dan kurus karena penyakit lemah dan lama), serta cenderung menderita infeksi yang ternyata fatal. Terkenanya medulla spinalis atau hipotalamus oleh flac sklerosis biasanya akan mempercepat kematian. Multiple Sklerosis sering terjadi pada usia 15 – 50 tahun dimana onsetnya jarang terjadi sebelum usia 12 tahun atau sesudah 50 tahun.

C. Etiologi

Multiple Sklerosis terjadi karena adanya kerusakan myelin dan neurotransmitter akibat akumulasi sel darah putih dan cairan darah pada medulla spinalis. Luar lesi berbeda-beda mulai sebesar tusukan jarum sampai diameter melebihi 1 cm. pada pemeriksaan mikroskopis daerah-daerah degenerasi memperlihatkan demyelinisasi dini pada selubung axon. Kemudian terjadi penghancurm dan hilangnya axon-axon tersebut serta selanjutnya terdapat pembentukkan jaringan parut glial.

D. Tanda-tanda

Tanda-tanda yang terdapat Multiple Skelrosis dapat diamati baik secara kelompok sehingga gejalanya dapat saja terlihat cepat atau lambat. Cepat dihitung dalam beberapa jam saja sedangkan lambat dihitung dalam beberapa hari atau minggu. Adapun gejalanya yaitu:

1. Kerusakan motorik meliputi kerusakan otot, kerusakan koordinasi, gangguan ADL

2. Kerusakan neuritis retrobulbare pada traktus corticobulbaris berfungsi untuk melanjutkan jalaran perintah ketubuh khususnya pada wajah

3. Paraestesi

4. Un steady The gait

5. Double Vision atau penglihatan ganda

6. Vomiting (mual)

7. Vertigo (sakit kepala)

Pada tipe yang lain Nampak seperti hemiplegi trigeminal neuralgia fascial paralysis yang jumlahnya 3% dari seluruh kasus. Hal tersebut menjadi perhatian fisioterapi dalam merangcang penatalaksanaan. Berbagai sympton yang lain seperti gangguan sensoris dan bladder dan bowel, gangguan sexual, kognitif dan gangguan emosional. Hal tersebut dapat disimpulkan sebagai symptom atau gejalanya sebagai berikut:

1. Gejala gangguan motorik
- Spastik dan Hiperefleks
- Kontraktur
- Gangguan pola berjalan
- Mudah mengalami kelelahan
- Cerebellar dan Bulbar paralysis yang disebabkan oleh gangguan menelan dan gangguan pernapasan
- Nistagmus
- Intention tremor

2. Gejala gangguan sensoris

- Numbness atau rasa kebal-kebal

- Nyeri terutama pada system otot origo pada otot-otot skeletal

- Parastesi

- Disaestesi

3. Gejala gangguan penglihatan

- Double vision atau penglihatan ganda

4. Gejala gangguan bladder dan bowel

- Incontenentia atau retention urine

- Obstivasi atau susah buang air besar

5. Gejala gangguan seks

- Impotensi

- Gangguan sensasi pada system genitalia

6. Gejala gangguan kognisi dan emosi

- Depresi

- Euqorin

- Emosilabil

7. Gejala gangguan memori

- Mengalami gangguan dalam membuat satu konsep

- Kurang perhatian dan kurang konsentrasi

E. Kesimpulan

Multiple sclerosis adalah sifatnya kronik dan sering kali progresif, yang terjadi pada system pusat yang ditandai dengan adanya demyelinisasi spinal cord, dan otak di kepala. Akibat kerusakan pada myelin Nampak oedema yang pada akhirnya myelin mengalami neuroglia atau secara tissue, sehingga menyebabkan terganggunya fungsi neurotransmitter Demyelinisasi adalah kerusakan sel darah putih dan cairan darah yang terjadi pada substanstia alba, yang mana penyebabnya tidak jelas namun di duga karena tidak normalnya autoimun

Gejala yang di timbulkan oleh multiple sclerosis ditentukan oleh tingkat kerusakan saraf dimana apabila kerusakannya sampai pada akar saraf maka gejala yang di timbulkan berupa hypotomus dan hyporefleks atau trias menurun (gangguan lower motor neuron), jika kerusakan ini terus berlanjut sehingga sampai pada bagian medulla spinalis yaitu pada substance alba maka akan muncul gejala baru brupa spastic dan hyperrefleks (gejala UMN lesi). Dari tahapan LMN lesi ke UMN lesi terdapat prross hilangnya gejala lama tetapi dalam waktu yang lama muncul gejala baru, hal ini disebut dengan “silent gait”

F. Penatalaksanaa modifikasi program fisioterapi

1. Anamnesis

a. Umum

Nama :

Umur :

Alamat :

Hobi :

Pekerjaan :

b. Khusus

Keluhan utama :

Adanya rasa sakit pada tungkai/lengan yang mengalami gangguan dan disertai keluhan lain seperti gangguan penglihatan, gangguan dalam berjalan, gangguan dalam BAB dan BAK, gangguan psikologi, serta gangguan sex

Karena ini merupakan program modifikasi maka akan mengungkap keluhan pasien, maka pertanyaan yang diajukan diarahkan kepada masalah-masalah tertentu yaitu sebagai berikut :

- Tentang rasa sakit yang pasien rasakan

- Tentang kemampuannya dalam berjalan, serta yang dirasakan pasien saat berjalan

- Tentang kemampuan penglihatan pasien

- Tentang kemampuannya dalam melakukan BAB dan BAK

- Tentang kemampuan pasien dalam melakukan hubungan dalam pasangannya

- Untuk gangguan psikologis seperti gangguan emosi atau kognisi ini dapat dilihat dari cara pasien menjawab setiap pertanyaan yang diajukan , dan pada ekspresi wajah pasien

Lokasi keluhan : pada tungkai kanan dan tungkai kiri pasien

Sifat keluhan : pada tungkai kanan dan lengan kiri mengalami kelemahan dan cepat lelah

Riwayat perjalanan penyakit : 3 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan fraktur pada tulang belakang. Perawatan dilakukan dirumah sakit selama 1 bulan dan setelah sembuh 1 bulan kemudian muncul gejala kelemahan pada tungkai kanan dan lengan kiri, maka oleh dokter dia dirujuk ke fisioterapi.

2. Inspeksi

a. Statis

Dengan melihat posisi penderita yaitu posisi kepala sedikit menunduk, lenbgan kiri sedikit terangkat dan fleksi elbow sekitar 90 derajat wrist fleksi, dan shoulder endoretassi. Dan pada saat berdiri terlihat tungkai kanan (hip dan knee) semifleksi, dan badan terlihat pembengkokan kearah kanan

b. Dinamis

Terlihat pada saat pasien berjalan yaitu dengan adanya kepincangan akibat tidak simetrisnya tungkai kiri dan kanan

3. Tes orientasi

- Pasien diperintahkan untuk berjalan

- Pasien diperintahkan untuk memakai sisir dan mengambil dompet dari kantong celana

4. Tes motorik

- Reaksi ADL

- Reaksi keseimbangan

- Reaksi transver

- Reaksi asosiasi

- Gerakan asiosiasi

- Tes kekuatan otot

5. Tes sensorik

- Tes rasa sakit

- Tes rasa posisi

- Tes arah gerak

- Tes rasa beda dua titik

- Grove tes

6. Tes tonus

- Tes gerakan pasif

- Tes palpasi

7. Tes reflex

- KPR

- APR

- Biceps reflex

- Triceps reflex

- Brachioradialis reflex

8. Tes koordinasi

- Heel to knee

- Finger to eye

- Finger to noice

9. Tes kognitif

10. Tes psikis

11. Tes spesifik dan Orthopedic lainnya

- Tes respirasi

- ROM tes

- Tes kontraktur

- Double vision tes

- Tes bladder dan bowel

- Tes lingkar otot

- Tes pengenalan tekstur

12. Diagnosa fisioterapi

Gangguan aktivitas fungsi akibat Multiple Sclerosis

13. Pembuatan resume pemeriksaan FT

NO Tanggal Problematik Spesifik FT Intervensi FT Evaluasi


A. Motorika

1. Spastik pada ext. inferior dextra

2. Kontraktur pada:

- M. Iliopsoas

- M. Hamstring

- M. Tensor fascialatae

- M. Adduktor hip

- M. gastrocnemius

- M. Soleus

- M. Tibialis anterior

- M. Fleksor wrist

- M. Pronator teres

- M. Biceps Brachii

- M. Infraspinatus

- M. Subs scapularis

3. Gangguan ADL berjalan dan ADL tangan

4. Gangguan ADL keseimbangan (balance)

5. Gangguan postur

6. Kelemahan Otot

B. Sensorik

1. Timbulnya numbness

2. Timbulnya nyeri

3. Timbulnya paresthesis dan disaesthesis

C. Hiperrefleks

1. APR dan KPR pada tungkai kanan

2. Biceps reflex, Triceps reflex, dan brachioradialis reflex pada lengan kiri

D. Gangguan Koordinasi

E. Keterbatasan ROM pada:

1. Hip joint, Knee joint dan ankle joint pada tungkai kanan

2. Shoulder joint, elbow joint, dan wrist joint pada lengan kiri

F. Gangguan Bladder dan Bowel

G. Gangguan Sex

H. Gangguan kognitif dan emosi

I. Gangguan memori

J. Gangguan penglihatan (double vision)

Hot pack, IRR, Massage,NDT

Stretching

Walking exc, PNF.

Rolling balance exc

Mirror exc, bugnet exc, Stretching

Strengthening, PNF

Contras bath

Interferensi

Hot pack

NDT (Rib, Rim dan fasilitasi)

Frenkell exc., PNF

ROM exc., Hold Rilex

Manual terapi, Stretching, PROMEX, Kontras rileks

Bladder training

Sex training

Mental support

Haptonomi

Penglihatan jarak pandang pasien menggunakan bantuan chart


?Sumber: Buku Diktat FT C II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar