Selasa, 26 Juli 2011

Hipertensi pada penyakit jantung, DM, dan ginjal kronis

Hipertensi pada penyakit jantung
Selain diabetes mellitus dan kolesterol tinggi, hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung. Sekitar 75% penderita hipertensi akan terkena penyakit jantung. Kondisi ini biasanya baru disadari saat penderita berusia lanjut, yaitu ketika jantung telah ‘lelah’ bekerja untuk memompa darah dengan tekanan berat. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri dan mempercepat timbulnya aterosklerosis.

Hipertensi pada diabetes mellitus
Penderita diabetes mellitus harus mengendalikan tingkat gula darahnya, karena diabetes dan hipertensi saling berkaitan. Kedua penyakit ini bisa menyerang bersama-sama. Bila tidak segera diobati, akibatnya sangat berbahaya, yaitu risiko berkembangnya aterosklerosis (dinding pembuluh darah menjadi kaku dan sempit). Komplikasi baru sangat mungkin terjadi berupa serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal.

Angka kejadian hipertensi pada penderita diabetes mellitus 1,5-2 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes. Selain itu, komplikasi yang menyertai diabetes kebanyakan berkaitan dengan hipertensi, angkanya berkisar 3575%. Risiko kematian akibat diabetes melitus juga meningkat apabila penderitanya juga mengalami tekanan darah tinggi. Risiko komplikasi hipertensi dan diabetes mellitus bisa diturunkan dengan meningkatkan konsumsi makanan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menghindari alkohol, dan berhenti merokok.

Hipertensi pada penyakit ginjal kronis
Hipertensi memiliki kaitan erat dengan kesehatan ginjal. Penyakit ini merupakan faktor pemicu utama terjadinya penyakit ginjal dan gagal ginjal. Begitu pula sebaliknya, tekanan darah akan meningkat hingga menyebabkan hipertensi ketika fungsi ginjal terganggu. Kondisi ini disebabkan rusaknya organ-organ yang dilewati pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi, salah satunya adalah ginjal. Akibat terparah, terjadi gagal ginjal progresif yaitu fungsi ginjal berhenti sama sekali. Pada stadium akhir ini, penderita menggantungkan hidup pada dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal. Hubungan hipertensi dan penyakit ginjal memang baru terjadi apabila kondisi hipertensi sudah cukup lama. Namun, penderita hipertensi tetap harus waspada. Menurunkan tekanan darah hingga di bawah 130/80 mmHg atau lebih rendah merupakan target yang harus dicapai. Lebih balk jika melakukan tindakan pencegahan. Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat melalui olahraga secara teratur, membatasi asupan garam, menghindari alkohol, menghindari rokok/tembakau, dan menjaga berat badan. Meskipun tidak ada keluhan, jangan lupa melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar