Minggu, 06 Maret 2011

Fisioterapi ICU

Intensive care unit Physical therapy

by: Slamet Sumarno.
Fisioterapi ICU
Intensive Care Unit = Perawatan intensif.
ICU umumnya rawat kond kritis Cardiorespirasi dan banyak menggunakan alat bantu serta ditangani secara team.
Siapa yang harus di rawat di ICU. ?
 Gejala gagal nafas (krirtis pernafasan).
 Indikasi memerlukan alat bantu pernafasan.
 Tidak stabilnya pernafasan .
 Kritis trauma capitis.
 Kondisi yg memerlukan perawat intensive.
Gagal nafas.
Pengertian.
Gagal nafas diartikan sebagai kegagalan pertukaran gas dlm paru yg ditandai dengan turunnya kadar oksigen di arteri (hipoksimia) atau naiknya kadar karbondiaksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduanya.
Kriteria diagnosa gagal nafas.
PaO2 < 60mmHg, PaCO2 > 49 mmHg tanpa gangguan alkalosis metabolik primer
(Muhadi,OE Tampubolon, 1989)
Pemeriksaan lab Gas Darah
Asidosis acut respiratory acidosis
a 7.1 metabolik acidosis
r 7.2 chronic respiratory
t 7.3 acidosis
e 7.4
r 7.5 metabolik alkalosis
I 7.6 respiratory alkalosis
7.7 2 4 6 8 10 12
Alkalosis PH= 7,35-7,4 PCO2= 5-6 kpa
Etiologi Gagal nafas.
Penyakit akut atau kronik kembali akut.
Acut dan Acut on chonic respiratory failure
(hipersekresi, spasme bronkus, edema mukosa).
Spasme bronkus pada: Asma, bronkitis kronik yg berkembang menjadi emfisema
Lanjutan.
1. Otak: Neoplasma, Epilepsi, Hematoma subdural, Keracunan morfin dan CVA.
2. Susunan neuromuskular: Miastenia gravis, Polyneuritis, Analgesia spinal tinggi, kelumpuhan otot respirasi.
3. Dinding thorak, diapragma: Trauma thorak.
4. Paru: Asma, infeksi paru, Aspirasi, pneumonia, edema paru.
5. kardiovaskuler: Gagal jantung, emboli paru.
6. Pasca bedah: laparatomi dll
Komplikasi rawat ICU.
 Peningkatan resiko infeksi nosocomial à atelectasis
 Mechanics ventilasi pasien yang memungkinkan terjadi penurunan FRC dan CL , V/Q nya tidak sebanding۬
 immobilisasi pada pasien dengan penyakit kritis yang menderita muscle deconditioning, peningkatan resiko DVT, pressure sore
 FRC=fungsional reserve capacity.
 CL = lung capacity
 V/Q = volume/ cordiac out put. DVT=penurunan volumr total
Physiotherapy Assessment
Cognition, motivation, patients own goals
Previous level of function & independence
Posture, movement, strength, balance, pain
Functional ability; sitting, standing, transferring, walking, turning, reaching, bed mobility, stairs, getting up from floor, arm & hand function, exercise tolerance
Use of Objective measures
Physiotherapy programme
Exercises to address specific problems, e.g. loss of joint movement, muscle weakness, balance problem.
Functional activity, in a safe, supervised environment, to improve performance and confidence
Provision of and practise using appropriate mobility aids
Problematik umum
1. Gangguan pernafasan.
2. Gangguan Jantung dan sirkulasi.
3. Gangguan Hormonal dan bufer.
4. Gangguan sistem syaraf.
5. Kecerdasan menangkap perintah.
6. Ganguan perilaku.
PROBLEM PERNAFASAN.
Oleh karena:
1. Gangguan systen neurologi.
2. Gangguan Sangkar thorak.
3. Gangguan jalan nafas / obtruktif.
4. Gangguan pleurae.
5. Gangguan perfusi / restriktif.
6. Gangguan system sirkulasi pulmonal.
7. Gabungan satu sampai enam
Tujuan Fisioterapi ICU
• meningkatkan/mempertahankan
A.fungsi cardiopulmonari:
1. Posisioning.
2. Membuka jalan nafas.
3. Oksigen terapi.
4. Meningkatkan ventilasi.
5. Fasilitasi dan stimulasi breathing.
4 a. mekanik ventilasi
b. Breathing exercises
B. Fungsi Musculoskeletal
1. Joint function / movement
2. Performance kerja otot.
3. Balance, coordination, komunikasi
4. Performance fisik : ambulation / ADL
1. C. Fungsi Neuromuskular. Sensasi,
2. stimulasi,
3. Inhibisi.
D. Edukasi .
E. Mencapai goul (harapan).
F. Evaluasi .
Evidence Based Practice
Falls – strength & Balance training
NSF, NICE, CSP Guidelines
Locally developed guidelines; walking aids, falls prevention education leaflets, group exercise, resistance training for osteoporosis
Evidence Based Medicine (EBM)
“Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi”.
Merupakan penjabaran bukti ilmiah lebih lanjut setelah obat dipasarkan dan seiring dengan pengobatan rasional.
Lima tahap evidence based
Memformulasikan pertanyaan tentang masalah fisioterapi yang dihadapi
Menelusuri bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut
Mengkaji bukti, validitas dan keseuaiannya dengan kondisi praktek
Menerapkan hasil kajian
Mengevaluasi penerapannya (kinerjanya)
Assessment FT Kritis Di ICU
Baca status riwayat dan keadaan sekarang.
1. Posisi pasien:
Sudah memudahkan proses pernafasan. Sudah membantu sirkulasi. Sudah menguntungkan bila terjadi kekakuan. Sudah mencegah dekubitus. Sudah memudahkan / memfasilitasi pernafasan dan gerak fungsional.
2. Kenali alat dan monitor yg ada
a. Sounde. Tentukan ukuran soude yang masuk oesophagus.
b. Thrachea tube : tentukan ukuran panjang yang masuk thrachea. 18, 19, 20, 21, 22 dst biasanya dewasa 22 cm.
c. Tentukan apakah monitor EKG berfungsi dengan baik ( terutama elektrode yg terpasang pada dada dan tangan atau kaki biola ada.
d. Tentukan ventilator berfungsi dengan baik, menggunakan inhalasi atau tidak,
e. Monitor Vital sign.
Assesment / mesurment.
Vital sign.
Fungsi tingkat kesadaran.
Fungsi jalan nafas dan paru
Fungsi jantung dan sirkulasi.
Fungsi sangkar torak : sendi, otot dan tl
Fungsi umum: sendi, otot, gerak
Kesadaran.
Kesadaran diobsevasi dari mata.
1. Tidak mampu membuka mata.
2. Mampu membuka mata dengan rangsang sentuhan nyeri.
3. Membuka mata dengan rangsang lebih keras.
4. Membuka mata dengan rangsang ringan dan lama (spontan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar